AS Setop Rekrut Pemberontak Suriah
A
A
A
WASHINGTON - Juru bicara Pentagon mengatakan, setelah melakukan review, Amerika Serikat (AS) memutuskan untuk menghentikan sementara program rekrutmen pemberontak Suriah untuk diikutsertakan dalam pelatihan di luar negeri. Pola rekrutmen dan pelatihan ini adalah bagian dari program militer AS untuk memberikan pemberontak Suriah pengetahuan tentang perang modern.
"Setelah kami meninjau ulang program ini, kami memutuskan untuk menghentikan sementara program rekrutmen pemberontak Suriah," ujar juru bicara Pentagon, Peter Cook.
Seperti dikutip dari laman Reuters, Rabu (30/9/2015), program ini dinilai telah bermasalah dari awal. Pasalnya, 60 pejuang yang menjadi anggota gelombang pertama program ini, justru menjadi bagian dari sayap Al-Qaeda, Front Nusra, saat turun ke medan pertempuran.
"Beberapa dari mereka tewas atau tertangkap, dan 18 orang lainnya tidak diketahui nasibnya," ujar seorang juru bicara militer AS.
Selain itu, beberapa pemberontak yang dilatih oleh AS diketahui telah menyerahkan beberapa perlengkapan tempur mereka kepada Front Nusra dengan imbalan keselamatan mereka. Tentu saja apa yang dilakukan oleh para pemberontak binaan AS ini telah melanggar pedoman pelatihan yang diberikan.
Terlepas dari masalah yang ada, Pentagon mengaku program ini masih aktif, dimana mereka masih merekrut dan memberikan pelatihan secara langsung di lapangan. "Kami terus memberikan dukungan bagi para pemberontak yang berjuang di darat dan tetap melatih mereka dalam program ini," jelasnya.
"Setelah kami meninjau ulang program ini, kami memutuskan untuk menghentikan sementara program rekrutmen pemberontak Suriah," ujar juru bicara Pentagon, Peter Cook.
Seperti dikutip dari laman Reuters, Rabu (30/9/2015), program ini dinilai telah bermasalah dari awal. Pasalnya, 60 pejuang yang menjadi anggota gelombang pertama program ini, justru menjadi bagian dari sayap Al-Qaeda, Front Nusra, saat turun ke medan pertempuran.
"Beberapa dari mereka tewas atau tertangkap, dan 18 orang lainnya tidak diketahui nasibnya," ujar seorang juru bicara militer AS.
Selain itu, beberapa pemberontak yang dilatih oleh AS diketahui telah menyerahkan beberapa perlengkapan tempur mereka kepada Front Nusra dengan imbalan keselamatan mereka. Tentu saja apa yang dilakukan oleh para pemberontak binaan AS ini telah melanggar pedoman pelatihan yang diberikan.
Terlepas dari masalah yang ada, Pentagon mengaku program ini masih aktif, dimana mereka masih merekrut dan memberikan pelatihan secara langsung di lapangan. "Kami terus memberikan dukungan bagi para pemberontak yang berjuang di darat dan tetap melatih mereka dalam program ini," jelasnya.
(esn)