Khamenei Tuduh AS Ingin Hancurkan Nuklir Iran

Rabu, 24 Juni 2015 - 09:24 WIB
Khamenei Tuduh AS Ingin Hancurkan Nuklir Iran
Khamenei Tuduh AS Ingin Hancurkan Nuklir Iran
A A A
TEHERAN - Pemimpin Tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei, menuduh Amerika Serikat (AS) ingin menghancurkan semua industri nuklir Iran. Khamenei tidak terima program nuklir Iran dibekukan negara-negara yang terlibat perundingan nukir Teheran.

“Amerika ingin menghancurkan industri nuklir kami sama sekali,” katanya. Pemerintah Iran mendesak pencabutan sanksi terhadap Teheran setelah kesepakatan nuklir antara Iran dan enam negara kekuatan dunia (AS, Inggris, Prancis, Jerman, China, dan Rusia) tercapai akhir bulan ini.

Dalam perundingan nuklir itu, negara-negara Barat menghendaki Iran menghentikan program nuklirnya dengan kompensasi pencabutan embargo ekonomi yang sudah lama menyengsarakan rakyat Iran.

”Pembekuan Penelitian dan Pengembangan (R & D) nuklir Iran untuk waktu yang lama, seperti 10 atau 12 tahun tidak dapat diterima,” kata Khamenei dalam pidato yang disiarkan stasiun televisi Iran.

”Semua sanksi keuangan dan ekonomi yang diberlakukan oleh PBB, Dewan Keamanan, Kongres AS atau Pemerintah AS harus dicabut segera ketika kami menandatangani perjanjian nuklir,” ucap Khamenei, seperti dikutip Reuters, Rabu (24/6/2015).

Badan Energi Atom Internasional (IAEA) telah mencoba untuk menyelidiki tuduhan Barat bahwa Iran telah bekerja untuk merancang sebuah hulu ledak nuklir. Iran sudah berkali-kali membantah tuduhan itu. Iran meminta IAEA bekerja dengan membersihkan kecurigaan.

Khamenei menyuarakan kepercayaan untuk tim negosiasi Iran. Tapi, kelompok garis keras Iran terus mengobarkan kampanye anti-perundingan nuklir dengan Barat.

Prancis menjadinegara yang mempelopori permintaan agar Iran meningkatkan kerja sama dengan IAEA jika ingin mencapai kesepakatan final. Seorang pejabat senior Prancis mengatakan bahwa sulitnya mengakses situs nuklir Iran akan menjadi kesulitan utama untuk mencapai kesepakatan nuklir.

“Ada perbedaan pandangan antara negosiator (Iran) dan pemimpinnya,” kata pejabat itu kepada Reuters yang menolak diidentifikasi.
(mas)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.3079 seconds (0.1#10.140)