Fakta Che Guevara, Sosok Revolusioner yang Menjadi Sahabat Soekarno
loading...
A
A
A
HAVANA - Che Guevara dikenal sebagai pejuang revolusi, dokter, penulis, pemimpin gerilyawan, diplomat, dan pakar teori militer asal Argentina yang berhaluan Marxis. Ia juga memiliki peran penting dalam revolusi Kuba.
Ketika masih menjadi mahasiswa kedokteran di Argentina, Che Guevara melakukan perjalanan ke beberapa negara Amerika Selatan dengan sepeda motor bersama sahabatnya, Alberto Granado.
Mereka sempat melihat penderitaan dan kelaparan para petani miskin di negara-negara yang mereka kunjungi.
Pria kelahiran 14 Juni 1928 di Rosario, Argentina ini kemudian berhasil membangkitkan semangat perjuangan dalam perjalanan sejarah manusia, khususnya di wilayah yang sedang berkonflik, untuk membebaskan hak-haknya.
Guevara juga tertarik terhadap karya-karya sastra, ia merupakan seorang penulis yang menulis buku panduan tentang perang gerilya.
Di dalam kisah perjuangan sosok Guevara, ternyata ia merupakan sahabat dari presiden pertama Indonesia, Soekarno.
Keduanya saling mengagumi dan memiliki hasrat yang sama untuk mengembangkan negara. Hal ini bermula ketika Che Guevara bersama Fidel Castro memenangkan revolusi di Kuba.
Pada Juni 1959, Castro meminta Guevara untuk mengunjungi negara-negara Asia dan menemui Soekarno di Jakarta serta beberapa tokoh gerakan non-blok. Indonesia menjadi tuan rumah Konferensi Asia Afrika saat itu.
Soekarno dan Che Guevara berdiskusi panjang tentang revolusi di negara masing-masing. Keduanya memiliki kedekatan yang erat karena sama-sama merupakan anti-imperialis.
Ketika masih menjadi mahasiswa kedokteran di Argentina, Che Guevara melakukan perjalanan ke beberapa negara Amerika Selatan dengan sepeda motor bersama sahabatnya, Alberto Granado.
Mereka sempat melihat penderitaan dan kelaparan para petani miskin di negara-negara yang mereka kunjungi.
Pria kelahiran 14 Juni 1928 di Rosario, Argentina ini kemudian berhasil membangkitkan semangat perjuangan dalam perjalanan sejarah manusia, khususnya di wilayah yang sedang berkonflik, untuk membebaskan hak-haknya.
Guevara juga tertarik terhadap karya-karya sastra, ia merupakan seorang penulis yang menulis buku panduan tentang perang gerilya.
Di dalam kisah perjuangan sosok Guevara, ternyata ia merupakan sahabat dari presiden pertama Indonesia, Soekarno.
Keduanya saling mengagumi dan memiliki hasrat yang sama untuk mengembangkan negara. Hal ini bermula ketika Che Guevara bersama Fidel Castro memenangkan revolusi di Kuba.
Pada Juni 1959, Castro meminta Guevara untuk mengunjungi negara-negara Asia dan menemui Soekarno di Jakarta serta beberapa tokoh gerakan non-blok. Indonesia menjadi tuan rumah Konferensi Asia Afrika saat itu.
Soekarno dan Che Guevara berdiskusi panjang tentang revolusi di negara masing-masing. Keduanya memiliki kedekatan yang erat karena sama-sama merupakan anti-imperialis.