Lu Bu, Sosok Panglima Perang Bengis yang Berambisi Kuasai Daratan China
loading...
A
A
A
BEIJING - Nama Lu Bu sudah tidak asing lagi bagi masyarakat China. Ia dikenal sebagai pejuang pada periode Han akhir dan merupakan pengikut Guru Agung, Dong Zhuo.
Lu Bu lahir di Wuyuan (kini Jiuyian) dan meninggal dunia di Xiapi. Lu Bu dijuluki sebagai Flying General atau Jenderal Terbang yang terkenal sebagai sosok temperamental.
Melansir laman China Knowledge, kariet militer Lu Bu berawal ketika dirinya menjadi penggawa inspektur regional di era pejabat dan panglima perang Ding Yuan.
Namun, sosok Lu Bu yang setia berubah menjadi jahat usai dihasut oleh Dong Zhuo. Sekitar tahun 188 (abad ke-2 Masehi), Kaisar Ling meninggal dunia, sehingga Ding Yuan haris memimpin pasukannya ke ibu kota Luoyang.
Dong Zhuo yang ingin merebut kekuasaan di pemerintahan pusat, menyuruh Lu Bu untuk membunuh atasannya, Ding Yuan, demi bisa mengambil alih pasukan.
Sejak saat itulah, Lu Bu menjadi pengikut Dong Zhuo yang sangat dipercaya dan perkasa. Ia bahkan diangkat menjadi pemimpin kerajaan dan kepala pengawal Dong Zhuo.
Sama seperti sikapnya pada Ding Yuan, Lu Bu balik menyerang Dong Zhuo dan membunuhnya pada tahun 192 (abad ke-2 Masehi), setelah dihasut oleh Shisun Rui dan Wang Yun.
Para pengikut Dong Zhuo yang lain berhasil mengalahkan dan mengusir Lu Bu, sehingga dirinya harus mencari perlindungan di bawah panglima perang lain seperti Zhang Yang dan Yuan Saho.
Ambisinya yang kuat untuk menguasai daratan China tidak pernah membuat Lu Bu berhenti. Pada tahun 194, ia berhasil merebut Provinsi Yan yang kala itu dikuasai Cao Cao.
Sejarah mencatat Lu Bu juga pernah melawan Liu Bei pada tahun 195. Padahal, kala itu Liu Bei sudah berbaik hati dengan menawarkan perlindungan selama berada di Provinsi Xu.
Lu Bu dengan cepat bisa menguasai provinsi itu dan menetapkan sebagai wilayahnya.
Lu Bu tewas pada tahun 199 di tangan Cao Cao. Ia dihukum gantung, bersamaan dengan Gao Shun dan Chen Gong. Kepalanya kemudian dipenggal, lalu dikirim ke ibu kota Xu untuk dikuburkan.
Secara garis besar, Lu Bu memang tercatat sebagai sosok yang memiliki kekuatan militer mumpuni. Namun, ia juga dibenci karena mudah berpindah pihak hanya demi mendapatkan keuntungan pribadi.
Lu Bu lahir di Wuyuan (kini Jiuyian) dan meninggal dunia di Xiapi. Lu Bu dijuluki sebagai Flying General atau Jenderal Terbang yang terkenal sebagai sosok temperamental.
Melansir laman China Knowledge, kariet militer Lu Bu berawal ketika dirinya menjadi penggawa inspektur regional di era pejabat dan panglima perang Ding Yuan.
Namun, sosok Lu Bu yang setia berubah menjadi jahat usai dihasut oleh Dong Zhuo. Sekitar tahun 188 (abad ke-2 Masehi), Kaisar Ling meninggal dunia, sehingga Ding Yuan haris memimpin pasukannya ke ibu kota Luoyang.
Dong Zhuo yang ingin merebut kekuasaan di pemerintahan pusat, menyuruh Lu Bu untuk membunuh atasannya, Ding Yuan, demi bisa mengambil alih pasukan.
Sejak saat itulah, Lu Bu menjadi pengikut Dong Zhuo yang sangat dipercaya dan perkasa. Ia bahkan diangkat menjadi pemimpin kerajaan dan kepala pengawal Dong Zhuo.
Sama seperti sikapnya pada Ding Yuan, Lu Bu balik menyerang Dong Zhuo dan membunuhnya pada tahun 192 (abad ke-2 Masehi), setelah dihasut oleh Shisun Rui dan Wang Yun.
Para pengikut Dong Zhuo yang lain berhasil mengalahkan dan mengusir Lu Bu, sehingga dirinya harus mencari perlindungan di bawah panglima perang lain seperti Zhang Yang dan Yuan Saho.
Ambisinya yang kuat untuk menguasai daratan China tidak pernah membuat Lu Bu berhenti. Pada tahun 194, ia berhasil merebut Provinsi Yan yang kala itu dikuasai Cao Cao.
Sejarah mencatat Lu Bu juga pernah melawan Liu Bei pada tahun 195. Padahal, kala itu Liu Bei sudah berbaik hati dengan menawarkan perlindungan selama berada di Provinsi Xu.
Lu Bu dengan cepat bisa menguasai provinsi itu dan menetapkan sebagai wilayahnya.
Lu Bu tewas pada tahun 199 di tangan Cao Cao. Ia dihukum gantung, bersamaan dengan Gao Shun dan Chen Gong. Kepalanya kemudian dipenggal, lalu dikirim ke ibu kota Xu untuk dikuburkan.
Secara garis besar, Lu Bu memang tercatat sebagai sosok yang memiliki kekuatan militer mumpuni. Namun, ia juga dibenci karena mudah berpindah pihak hanya demi mendapatkan keuntungan pribadi.
(sya)