Panglima Militer Ukraina: Rusia Berhasil Beradaptasi dengan Sistem HIMARS AS
loading...
A
A
A
“Sekarang kami memiliki rasio 0,76 [menjatuhkan rudal]. Rusia menggunakan koefisien kemanjuran 0,76 ini ketika mereka merencanakan serangan mereka. Ini berarti bahwa alih-alih 76 rudal, mereka meluncurkan 100. Dan 24 melewati dan mencapai target mereka. Dan apa yang dilakukan dua rudal ke pembangkit listrik? Itu tidak akan berfungsi selama dua tahun. Jadi harus dibangun," papar Zaluzhnyi.
Pengeboman besar-besaran terhadap infrastruktur Ukraina terjadi setelah serangan terhadap Jembatan Crimea, yang menurut Moskow didalangi dinas intelijen Kiev.
Jenderal Zaluzhnyi mengatakan serangan besar itu telah membuat sistem energi Ukraina berada di ujung tanduk, dan keruntuhannya akan memakan banyak korban juga pada pasukan Kiev.
“Menurut pendapat pribadi saya, saya bukan ahli energi tetapi bagi saya tampaknya kami berada di ujung tanduk. Kami menyeimbangkan garis yang tipis. Dan jika [jaringan listrik] dihancurkan...saat itulah istri dan anak-anak tentara mulai membeku. Dan skenario seperti itu mungkin terjadi. Suasana hati seperti apa yang akan dialami para pejuang, dapatkah Anda bayangkan? Tanpa air, cahaya, dan panas, dapatkah kita berbicara tentang menyiapkan cadangan untuk terus berperang?" tanya Zaluzhnyi.
Kendati demikian, kata dia, orang-orang Ukraina siap untuk melanjutkan pertempuran.
Zaluzhnyi menambahkan bahwa dia teguh dalam keyakinan agama bahwa Rusia dan musuh lainnya harus dibunuh. "Dibunuh saja, dan yang paling penting, kita tidak perlu takut untuk melakukannya," katanya.
Pengeboman besar-besaran terhadap infrastruktur Ukraina terjadi setelah serangan terhadap Jembatan Crimea, yang menurut Moskow didalangi dinas intelijen Kiev.
Jenderal Zaluzhnyi mengatakan serangan besar itu telah membuat sistem energi Ukraina berada di ujung tanduk, dan keruntuhannya akan memakan banyak korban juga pada pasukan Kiev.
“Menurut pendapat pribadi saya, saya bukan ahli energi tetapi bagi saya tampaknya kami berada di ujung tanduk. Kami menyeimbangkan garis yang tipis. Dan jika [jaringan listrik] dihancurkan...saat itulah istri dan anak-anak tentara mulai membeku. Dan skenario seperti itu mungkin terjadi. Suasana hati seperti apa yang akan dialami para pejuang, dapatkah Anda bayangkan? Tanpa air, cahaya, dan panas, dapatkah kita berbicara tentang menyiapkan cadangan untuk terus berperang?" tanya Zaluzhnyi.
Kendati demikian, kata dia, orang-orang Ukraina siap untuk melanjutkan pertempuran.
Zaluzhnyi menambahkan bahwa dia teguh dalam keyakinan agama bahwa Rusia dan musuh lainnya harus dibunuh. "Dibunuh saja, dan yang paling penting, kita tidak perlu takut untuk melakukannya," katanya.
(min)