Panglima Militer Ukraina: Rusia Berhasil Beradaptasi dengan Sistem HIMARS AS
loading...
A
A
A
KIEV - Panglima militer Ukraina Jenderal Valeriy Zaluzhnyi mengatakan Rusia berhasil menyesuaikan taktiknya di medan perang. Menurutnya, Moskow juga telah beradaptasi dengan persenjataan yang dipasok Barat, termasuk sistem roket canggih HIMARS buatan Amerika Serikat (AS).
Pernyataan jenderal tertinggi militer Kiev itu disampaikan dalam wawancara dengan The Economist, yang dikutip Russia Today, Jumat (16/12/2022).
"Mobilisasi Rusia telah berhasil. Tidak benar bahwa masalah mereka begitu parah sehingga orang-orang ini tidak akan berperang. Mereka akan melakukannya. Seorang tsar menyuruh mereka berperang, dan mereka pergi berperang," kata Zaluzhnyi.
"Sementara tentara Rusia mungkin tidak dilengkapi dengan baik, mereka masih menghadirkan masalah bagi kami," ujarnya.
Jenderal Zaluzhnyi bahkan tidak ragu Moskow akan mencoba dorongan baru menuju Ibu Kota Ukraina, Kiev.
Menurutnya, militer Rusia telah mengubah taktiknya dalam perang yang sedang berlangsung, menyesuaikan dengan persenjataan yang digunakan untuk melawannya.
“Mereka telah pergi ke jarak yang tidak bisa dijangkau oleh HIMARS. Dan kami tidak memiliki jarak yang lebih jauh,” paparnya, menggemakan tuntutan berulang dari Kiev kepada pendukung Barat-nya untuk memasoknya dengan amunisi jarak jauh.
Panglima militer tidak merinci ke mana tepatnya pasukan Moskow pergi untuk berada di luar jangkauan sistem HIMARS.
Komandan tersebut juga mengeluhkan serangan rudal yang diluncurkan oleh Moskow terhadap infrastruktur kritis Ukraina.
Namun, pada saat yang sama, dia mengeklaim pertahanan udara Ukraina telah menunjukkan rasio intersepsi yang sangat tinggi.
Pernyataan jenderal tertinggi militer Kiev itu disampaikan dalam wawancara dengan The Economist, yang dikutip Russia Today, Jumat (16/12/2022).
"Mobilisasi Rusia telah berhasil. Tidak benar bahwa masalah mereka begitu parah sehingga orang-orang ini tidak akan berperang. Mereka akan melakukannya. Seorang tsar menyuruh mereka berperang, dan mereka pergi berperang," kata Zaluzhnyi.
"Sementara tentara Rusia mungkin tidak dilengkapi dengan baik, mereka masih menghadirkan masalah bagi kami," ujarnya.
Jenderal Zaluzhnyi bahkan tidak ragu Moskow akan mencoba dorongan baru menuju Ibu Kota Ukraina, Kiev.
Menurutnya, militer Rusia telah mengubah taktiknya dalam perang yang sedang berlangsung, menyesuaikan dengan persenjataan yang digunakan untuk melawannya.
“Mereka telah pergi ke jarak yang tidak bisa dijangkau oleh HIMARS. Dan kami tidak memiliki jarak yang lebih jauh,” paparnya, menggemakan tuntutan berulang dari Kiev kepada pendukung Barat-nya untuk memasoknya dengan amunisi jarak jauh.
Panglima militer tidak merinci ke mana tepatnya pasukan Moskow pergi untuk berada di luar jangkauan sistem HIMARS.
Komandan tersebut juga mengeluhkan serangan rudal yang diluncurkan oleh Moskow terhadap infrastruktur kritis Ukraina.
Namun, pada saat yang sama, dia mengeklaim pertahanan udara Ukraina telah menunjukkan rasio intersepsi yang sangat tinggi.