Bukan di Arc Ketujuh, Pakar Ungkap Dugaan Lokasi Baru Bangkai Pesawat MH370

Rabu, 14 Desember 2022 - 14:43 WIB
loading...
A A A
Berbicara tentang penurunan terakhir pesawat, dia berkata, “Tidak mudah untuk memahami bagaimana pesawat itu diterbangkan pada saat ini, itu adalah sebuah hipotesis. Yang dapat kami pertimbangkan adalah bahwa pencarian itu tidak berhasil.”

“Para pejabat membuat beberapa asumsi untuk menentukan area pencarian. Di Arc ketujuh, kami tahu pesawat mengirim pesan ke satelit untuk mendapatkan kembali kontak,” papar dia.

“Mereka menganggap bahwa itu adalah kecelakaan berkecepatan tinggi pada akhirnya. Saya tidak sepenuhnya yakin akan hal itu,” ungkap dia.

“Puing pertama yang ditemukan adalah flaperon…bagian belakang flaperon disebut trailing edge. Bagian ini tidak ada di flaperon,” ujar dia.

“Itu bisa menunjukkan bahwa flaperon masih bergerak ke atas saat menyentuh air. Kita tidak memiliki puing-puing ini jika Anda mengalami kecelakaan berkecepatan tinggi,” ungkap dia.

Flaperon membantu mengendalikan kecepatan dan posisi pesawat serta digunakan selama pendaratan.

Gilles percaya kerusakan pada Flaperon yang merupakan potongan pertama dari puing-puing yang ditemukan di Pulau Reunion pada tahun 2015 menunjukkan pesawat terbang meluncur dan bukannya berputar di langit.

Tapi Gilles tidak pernah bisa menganalisis puing-puing dari dekat hanya melalui gambar yang dibagikan kepada publik.

Ketika ditanya tentang kemungkinan motif ditching, Gilles mengatakan itu masih belum jelas tetapi mengatakan pilot tidak menjalani pemeriksaan medis selama empat tahun sebelum menghilang, sesuatu yang harus dilakukan pilot setiap tahun sebelum terbang.

Anak perempuan dari pilot MH370 juga menyatakan ayahnya berada dalam kekacauan emosional atas kehancuran pernikahannya yang akan datang dan terganggu serta menarik diri pada bulan-bulan menjelang kecelakaan itu.
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2031 seconds (0.1#10.140)