Pertimbangkan Ancaman Rusia, Jerman Adopsi Strategi Keamanan Baru
loading...
A
A
A
BERLIN - Pemerintah Jerman akan mengadopsi strategi keamanan nasional baru yang akan memperhitungkan 'ancaman dari Rusia ' dalam beberapa bulan. Hal itu diungkapkan Kanselir Jerman, Olaf Scholz dalam artikelnya untuk majalah Foreign Affairs.
“Selama tiga dekade terakhir, keputusan mengenai keamanan Jerman dan perlengkapan angkatan bersenjata negara diambil dengan latar belakang Eropa yang damai. Sekarang, pertanyaan panduannya adalah ancaman apa yang harus kita dan sekutu kita hadapi di Eropa, paling cepat dari Rusia," jelas Scholz, seperti dikutip dari TASS, Senin (5/12/2022).
Menurutnya, ancaman tersebut termasuk "potensi serangan di wilayah sekutu, perang dunia maya, dan bahkan kemungkinan kecil serangan nuklir". Scholz mencatat bahwa kemitraan transatlantik akan memainkan peran khusus dalam hal ini.
"Presiden AS Joe Biden dan pemerintahannya pantas mendapat pujian karena membangun dan berinvestasi dalam kemitraan dan aliansi yang kuat di seluruh dunia. Tetapi, kemitraan transatlantik yang seimbang dan tangguh juga mengharuskan Jerman dan Eropa memainkan peran aktif," kata Scholz.
Scholz ingat bahwa pemerintah Jerman memutuskan untuk menciptakan dana khusus 100 miliar Euro untuk melengkapi angkatan bersenjata dengan lebih baik, yang membutuhkan perubahan konstitusi.
Menurut Scholz, langkah tersebut merupakan "perubahan paling mencolok dalam kebijakan keamanan Jerman sejak berdirinya Bundeswehr pada tahun 1955."
Ia juga menegaskan, sanksi Barat terhadap Rusia tidak akan dicabut, jika Rusia "mendikte" persyaratan penyelesaian perdamaian di Ukraina. "Jelas sejak awal perang bahwa sanksi ini harus diberlakukan untuk waktu yang lama, karena keefektifannya meningkat setiap minggu," tulis Scholz.
Dia menyatakan bahwa Moskow "perlu memahami bahwa tidak ada satu sanksi pun yang akan dicabut jika Rusia mencoba mendikte syarat-syarat kesepakatan damai."
"Jerman siap mencapai pengaturan untuk mempertahankan keamanan Ukraina sebagai bagian dari penyelesaian perdamaian pascaperang yang potensial," kata Scholz. Dia berpendapat bahwa untuk mengakhiri konflik di Ukraina, Rusia harus menarik pasukannya.
“Pesan kami ke Moskow sangat jelas: kami bertekad untuk mempertahankan setiap jengkal wilayah NATO dari segala kemungkinan agresi. Kami akan menghormati janji serius NATO bahwa serangan terhadap salah satu sekutu akan dianggap sebagai serangan terhadap seluruh aliansi,” tandasnya.
“Selama tiga dekade terakhir, keputusan mengenai keamanan Jerman dan perlengkapan angkatan bersenjata negara diambil dengan latar belakang Eropa yang damai. Sekarang, pertanyaan panduannya adalah ancaman apa yang harus kita dan sekutu kita hadapi di Eropa, paling cepat dari Rusia," jelas Scholz, seperti dikutip dari TASS, Senin (5/12/2022).
Menurutnya, ancaman tersebut termasuk "potensi serangan di wilayah sekutu, perang dunia maya, dan bahkan kemungkinan kecil serangan nuklir". Scholz mencatat bahwa kemitraan transatlantik akan memainkan peran khusus dalam hal ini.
"Presiden AS Joe Biden dan pemerintahannya pantas mendapat pujian karena membangun dan berinvestasi dalam kemitraan dan aliansi yang kuat di seluruh dunia. Tetapi, kemitraan transatlantik yang seimbang dan tangguh juga mengharuskan Jerman dan Eropa memainkan peran aktif," kata Scholz.
Scholz ingat bahwa pemerintah Jerman memutuskan untuk menciptakan dana khusus 100 miliar Euro untuk melengkapi angkatan bersenjata dengan lebih baik, yang membutuhkan perubahan konstitusi.
Menurut Scholz, langkah tersebut merupakan "perubahan paling mencolok dalam kebijakan keamanan Jerman sejak berdirinya Bundeswehr pada tahun 1955."
Ia juga menegaskan, sanksi Barat terhadap Rusia tidak akan dicabut, jika Rusia "mendikte" persyaratan penyelesaian perdamaian di Ukraina. "Jelas sejak awal perang bahwa sanksi ini harus diberlakukan untuk waktu yang lama, karena keefektifannya meningkat setiap minggu," tulis Scholz.
Dia menyatakan bahwa Moskow "perlu memahami bahwa tidak ada satu sanksi pun yang akan dicabut jika Rusia mencoba mendikte syarat-syarat kesepakatan damai."
"Jerman siap mencapai pengaturan untuk mempertahankan keamanan Ukraina sebagai bagian dari penyelesaian perdamaian pascaperang yang potensial," kata Scholz. Dia berpendapat bahwa untuk mengakhiri konflik di Ukraina, Rusia harus menarik pasukannya.
“Pesan kami ke Moskow sangat jelas: kami bertekad untuk mempertahankan setiap jengkal wilayah NATO dari segala kemungkinan agresi. Kami akan menghormati janji serius NATO bahwa serangan terhadap salah satu sekutu akan dianggap sebagai serangan terhadap seluruh aliansi,” tandasnya.
(esn)