Turki Berharap Lebih Banyak Ekstradisi dari Swedia

Selasa, 06 Desember 2022 - 03:30 WIB
loading...
Turki Berharap Lebih Banyak Ekstradisi dari Swedia
Turki Berharap Lebih Banyak Ekstradisi dari Swedia. FOTO/Reuters
A A A
ANKARA - Ekstradisi Swedia ke Turki pekan lalu atas seorang pria Kurdi yang diduga memiliki hubungan terorisme adalah "awal yang baik". “Tetapi, Stockholm perlu berbuat lebih banyak sebelum Ankara dapat menyetujui keanggotaan Swedia di NATO,” kata Menteri Kehakiman Turki, Bekir Bozdag, Senin (5/12/2022).

Seperti dilaporkan Reuters, pada Jumat pekan lalu, Swedia mendeportasi warga negara Turki, Mahmut Tat, yang mencari suaka di Swedia pada tahun 2015. Ia dijatuhi hukuman 6 tahun dan 10 bulan penjara di Turki karena diduga memiliki hubungan dengan Partai Pekerja Kurdistan (PKK) yang dilarang.



"Ini awal yang baik dari Swedia yang menunjukkan ketulusan dan niat baik mereka. Kami berharap (ekstradisi) baru akan mengikuti sejalan dengan ketulusan ini," kata Bozdag dalam wawancara televisi dengan penyiar negara TRT Haber.

Namun, dia memperjelas bahwa Turki mengharapkan langkah lebih lanjut dari Stockholm, sebelum dapat meratifikasi aplikasi NATO Swedia.

“Sejalan dengan nota trilateral dengan Swedia dan Finlandia, mereka harus mencabut semua embargo (senjata) terhadap Turki, mengubah undang-undang mereka untuk perang melawan terorisme, dan mengekstradisi semua teroris yang diinginkan Turki. Semua syarat ini tidak boleh direduksi menjadi ekstradisi,” lanjut Bozdag.



Pada bulan Mei, Swedia dan Finlandia melamar untuk bergabung dengan NATO sebagai tanggapan atas invasi Rusia ke Ukraina, tetapi mendapat keberatan dari Turki, yang menuduh kedua negara menyembunyikan militan dari PKK dan kelompok lain.

Stockholm dan Helsinki menyangkal melindungi militan tetapi telah berjanji untuk bekerja sama dengan Ankara untuk sepenuhnya mengatasi masalah keamanannya dan juga mencabut embargo senjata.

NATO membuat keputusannya berdasarkan konsensus, yang berarti bahwa kedua negara Nordik memerlukan persetujuan dari 30 negara anggota aliansi. Hanya Turki yang masih menentang keanggotaan mereka.
(esn)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1092 seconds (0.1#10.140)