4 Negara Afrika yang Melestarikan Sunat Perempuan
loading...
A
A
A
JAKARTA - Sunat perempuan kian banyak dilakukan oleh masyarakat di seluruh dunia dengan berbagai motif pelaksanaan, baik karena tradisi, kesehatan, dan juga karena keinginan dari sebagian orang.
Selain itu ada sebagian orang yang melaksanakan sunat karena menderita penyakit, sehingga harus dilakukan operasi pergantian jenis kelamin. Dikutip dari unicef.org ada banyak perempuan yang telah melakukan sunat.
Setidaknya 200 juta perempuan dari 31 negara telah melakukan sunat. Berdasarkan worldpopulationreview-com, berikut ini 5 negara yang paling banyak melakukan sunat perempuan.
1. Somalia
Hingga 98 persen wanita Somalia disunat. Di Somalia, perempuan harus disunat sebelum menikah. Sunat dianggap dalam masyarakat Somalia tidak hanya sebagai bukti keperawanan, tetapi juga sebagai penyucian
Infibulation adalah bentuk sunat perempuan yang paling parah digunakan di Somalia. Akibatnya perempuan di wilayah ini melaporkan peningkatan masalah kesehatan. Ini termasuk tukak kelamin, pendarahan yang berlebihan, masalah kencing dan kerusakan jaringan kelamin di sekitarnya.
Setelah sembuh, hubungan seksual yang menyakitkan, kehilangan anak, inkontinensia urin, hipersensitivitas genital dan pembentukan bekas luka keloid dapat terjadi.
2. Kenya
Sebagian besar anak perempuan telah disunat di Kenya. Di beberapa komunitas di Kenya, seperti Maasai dan Kisii, lebih dari 90 persen wanita disunat.
Saat ini, seseorang menghadapi konsekuensi hukum yang serius jika diketahui terlibat dalam FGM di Kenya. Selain itu, upaya besar telah dilakukan untuk mengekang praktik ini. Oleh karena itu, jumlah kasus sunat menurun drastis.
Selain itu ada sebagian orang yang melaksanakan sunat karena menderita penyakit, sehingga harus dilakukan operasi pergantian jenis kelamin. Dikutip dari unicef.org ada banyak perempuan yang telah melakukan sunat.
Setidaknya 200 juta perempuan dari 31 negara telah melakukan sunat. Berdasarkan worldpopulationreview-com, berikut ini 5 negara yang paling banyak melakukan sunat perempuan.
1. Somalia
Hingga 98 persen wanita Somalia disunat. Di Somalia, perempuan harus disunat sebelum menikah. Sunat dianggap dalam masyarakat Somalia tidak hanya sebagai bukti keperawanan, tetapi juga sebagai penyucian
Infibulation adalah bentuk sunat perempuan yang paling parah digunakan di Somalia. Akibatnya perempuan di wilayah ini melaporkan peningkatan masalah kesehatan. Ini termasuk tukak kelamin, pendarahan yang berlebihan, masalah kencing dan kerusakan jaringan kelamin di sekitarnya.
Setelah sembuh, hubungan seksual yang menyakitkan, kehilangan anak, inkontinensia urin, hipersensitivitas genital dan pembentukan bekas luka keloid dapat terjadi.
2. Kenya
Sebagian besar anak perempuan telah disunat di Kenya. Di beberapa komunitas di Kenya, seperti Maasai dan Kisii, lebih dari 90 persen wanita disunat.
Saat ini, seseorang menghadapi konsekuensi hukum yang serius jika diketahui terlibat dalam FGM di Kenya. Selain itu, upaya besar telah dilakukan untuk mengekang praktik ini. Oleh karena itu, jumlah kasus sunat menurun drastis.