Kim Jong-un Perlu Lebih dari 5.000 Hulu Ledak Nuklir untuk Menyalip AS

Selasa, 29 November 2022 - 23:42 WIB
loading...
A A A
"Pesan politiknya adalah mereka akan terus membangun pertahanan melawan ancaman yang terus-menerus," imbuhnya.

"Perhatikan lagi, bahwa tidak seperti formulasi dari sebelum 2019 atau lebih, program nuklir tidak lagi bersyarat - kalimatnya tidak 'selama AS mempertahankan kebijakan permusuhannya...' melainkan menegaskan bahwa program tersebut akan tetap ada," jelasnya seperti dikutip dari media yang berbasis di AS itu, Selasa (29/11/2022).

Citra satelit yang diperoleh pada musim panas 2021 dari pabrik pengayaan uranium Korut di Yongbyon diyakini oleh para ahli sebagai indikasi bahwa produksi di lokasi tersebut akan meningkat sebanyak 25 persen.

Pada bulan April 2010 di Praha, Perjanjian Pengurangan Senjata Strategis Baru (New START) ditandatangani oleh AS dan Rusia dan mulai berlaku pada tanggal 5 Februari 2011.

Dijelaskan oleh ACA sebagai perjanjian kontrol senjata nuklir AS-Rusia pertama yang dapat diverifikasi yang mulai berlaku sejak START I pada tahun 1994, perjanjian itu diperpanjang lima tahun lagi pada tanggal 3 Februari 2021.

Perjanjian Nonproliferasi Nuklir (NPT) pada tahun 1968 jauh mendahului New START serta dinegosiasikan oleh AS dan negara-negara serupa untuk mengurangi ketegangan nuklir. Korut menarik diri dari perjanjian itu pada tahun 2003, sementara negara-negara termasuk Iran, Libya dan kemungkinan Suriah diyakini telah melanggar ketentuan perjanjian.

Federasi Ilmuwan Amerika (FAS) melaporkan bahwa, berdasarkan data dari awal 2022, persediaan keseluruhan senjata nuklir menurun. Namun, penurunan tersebut melambat dibandingkan 30 tahun sebelumnya dan terjadi karena AS dan Rusia masih membongkar hulu ledak yang sebelumnya sudah pensiun.



“Berbeda dengan inventaris keseluruhan senjata nuklir, jumlah hulu ledak dalam stok militer global - yang terdiri dari hulu ledak yang ditugaskan untuk pasukan operasional - meningkat sekali lagi,” lapor FAS.

Frank Aum, pakar senior Asia Timur Laut di Institut Perdamaian AS, mengatakan kepada Newsweek bahwa Korut menindaklanjuti pendekatan yang diperingatkan Kim Jong-un pada tahun 2021 di Kongres Partai ke-8 bahwa Korut akan mendekati AS berdasarkan prinsip "kekuatan untuk kekuatan, niat baik untuk niat baik."
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2005 seconds (0.1#10.140)