Majelis Parlemen NATO Desak Anggota Tetapkan Rusia Rezim Teroris
loading...
A
A
A
Resolusi juga mendesak aliansi mengembangkan "tanggapan sekutu bersama terhadap peningkatan ketegasan China."
Dokumen tersebut menyerukan "dialog yang konstruktif", namun juga mengecam dugaan "tantangan sistemik terhadap keamanan Euro-Atlantik" oleh Beijing dan "upaya menumbangkan tatanan internasional berbasis aturan."
Deklarasi NATO datang setelah resolusi serupa diadopsi Majelis Parlemen Dewan Eropa (PACE) bulan lalu.
Rusia meninggalkan lembaga Eropa itu pada Maret, menyebutnya sebagai “platform yang nyaman untuk informasi dan kampanye politik NATO.”
Sementara Kiev telah berulang kali mendesak kolektif Barat untuk menyatakan Rusia sebagai "negara sponsor teror," hanya segelintir negara termasuk Estonia, Latvia, Lituania, dan Republik Ceko yang mengindahkan seruan tersebut, dan tindakan mereka terbatas pada isyarat simbolis.
Mereka yang memiliki kekuatan untuk memberlakukan sanksi antiteror terhadap negara lain, yaitu Amerika Serikat (AS), sejauh ini menolak mengambil langkah tersebut.
Dokumen tersebut menyerukan "dialog yang konstruktif", namun juga mengecam dugaan "tantangan sistemik terhadap keamanan Euro-Atlantik" oleh Beijing dan "upaya menumbangkan tatanan internasional berbasis aturan."
Deklarasi NATO datang setelah resolusi serupa diadopsi Majelis Parlemen Dewan Eropa (PACE) bulan lalu.
Rusia meninggalkan lembaga Eropa itu pada Maret, menyebutnya sebagai “platform yang nyaman untuk informasi dan kampanye politik NATO.”
Sementara Kiev telah berulang kali mendesak kolektif Barat untuk menyatakan Rusia sebagai "negara sponsor teror," hanya segelintir negara termasuk Estonia, Latvia, Lituania, dan Republik Ceko yang mengindahkan seruan tersebut, dan tindakan mereka terbatas pada isyarat simbolis.
Mereka yang memiliki kekuatan untuk memberlakukan sanksi antiteror terhadap negara lain, yaitu Amerika Serikat (AS), sejauh ini menolak mengambil langkah tersebut.
(sya)