Ukraina: Crimea Direbut Lagi Akhir Desember, Perang dengan Rusia Berakhir
loading...
A
A
A
KIEV - Pasukan Kiev dapat merebut kembali wilayah Crimea pada akhir Desember dan seluruh perang dengan Rusia akan berakhir pada musim semi. Demikian prediksi Wakil Menteri Pertahanan (Menhan) Ukraina Volodymyr Havrylov.
Havrylov, seorang pensiunan mayor jenderal, mengatakan negaranya tidak akan pernah berhenti berperang sampai menang dan bahkan memperhitungkan potensi serangan nuklir Rusia.
Dalam sebuah wawancara dengan Sky News, Havrylov percaya kemungkinan serangan nuklir oleh Rusia rendah, tetapi dia mengatakan: "Ya, itu akan menjadi drama."
"Untuk semua orang itu adil—Tuhan tahu skenario apa—tapi itu [serangan nuklir taktis] bukanlah [sebuah] ancaman yang akan menghentikan kami dari melanjutkan perang kami," ujarnya, yang dilansir Minggu (20/11/2022).
Dalam hal prospek pembicaraan damai dengan Kremlin, Havrylov mengatakan itu hanya akan terjadi setelah pasukan Rusia siap untuk meninggalkan setiap jengkal wilayah Ukraina, termasuk Semenanjung Crimea yang direbut Presiden Vladimir Putin pada 2014 dan petak-petak timur Ukraina yang dikuasai separatis pro-Rusia selama delapan tahun terakhir.
"Ada keputusan di dalam masyarakat di Ukraina yang akan kami lakukan sampai akhir," katanya.
"Tidak masalah skenario apa yang ada di atas meja. Orang-orang membayar banyak darah, banyak upaya untuk apa yang telah kami capai," paparnya.
"Dan semua orang tahu bahwa penundaan atau konflik yang membeku hanyalah kelanjutan dari perang melawan keberadaan Ukraina sebagai sebuah bangsa."
Pasukan Ukraina, yang didukung oleh senjata Barat, mencapai kemenangan yang sangat signifikan awal bulan ini dengan merebut kembali kota Kherson di selatan, memaksa pasukan Rusia mundur kembali ke sisi timur Sungai Dnipro.
Itu adalah satu-satunya ibu kota regional yang diambil oleh Rusia.
Ditanya apakah keberhasilan di Kherson membuat tujuan lain terasa lebih mungkin, seperti merebut kembali Crimea, Havrylov berkata: "Ini hanya masalah waktu dan, tentu saja, kami ingin melakukannya lebih cepat daripada nanti."
Dia mengatakan itu bisa dibantu oleh apa yang dikenal sebagai peristiwa "angsa hitam"—sesuatu yang tidak dapat diprediksi—terjadi di Rusia, seperti runtuhnya rezim Putin secara tiba-tiba.
"Saya pikir Rusia dapat menghadapi 'angsa hitam' di negara mereka, di dalam Rusia dan itu dapat berkontribusi pada kesuksesan kami dengan Crimea," katanya.
Lihat Juga: Misteri Rudal Hipersonik Oreshnik Rusia Gempur Ukraina, Dikira Rudal Balistik Antarbenua
Havrylov, seorang pensiunan mayor jenderal, mengatakan negaranya tidak akan pernah berhenti berperang sampai menang dan bahkan memperhitungkan potensi serangan nuklir Rusia.
Dalam sebuah wawancara dengan Sky News, Havrylov percaya kemungkinan serangan nuklir oleh Rusia rendah, tetapi dia mengatakan: "Ya, itu akan menjadi drama."
"Untuk semua orang itu adil—Tuhan tahu skenario apa—tapi itu [serangan nuklir taktis] bukanlah [sebuah] ancaman yang akan menghentikan kami dari melanjutkan perang kami," ujarnya, yang dilansir Minggu (20/11/2022).
Dalam hal prospek pembicaraan damai dengan Kremlin, Havrylov mengatakan itu hanya akan terjadi setelah pasukan Rusia siap untuk meninggalkan setiap jengkal wilayah Ukraina, termasuk Semenanjung Crimea yang direbut Presiden Vladimir Putin pada 2014 dan petak-petak timur Ukraina yang dikuasai separatis pro-Rusia selama delapan tahun terakhir.
"Ada keputusan di dalam masyarakat di Ukraina yang akan kami lakukan sampai akhir," katanya.
"Tidak masalah skenario apa yang ada di atas meja. Orang-orang membayar banyak darah, banyak upaya untuk apa yang telah kami capai," paparnya.
"Dan semua orang tahu bahwa penundaan atau konflik yang membeku hanyalah kelanjutan dari perang melawan keberadaan Ukraina sebagai sebuah bangsa."
Pasukan Ukraina, yang didukung oleh senjata Barat, mencapai kemenangan yang sangat signifikan awal bulan ini dengan merebut kembali kota Kherson di selatan, memaksa pasukan Rusia mundur kembali ke sisi timur Sungai Dnipro.
Itu adalah satu-satunya ibu kota regional yang diambil oleh Rusia.
Ditanya apakah keberhasilan di Kherson membuat tujuan lain terasa lebih mungkin, seperti merebut kembali Crimea, Havrylov berkata: "Ini hanya masalah waktu dan, tentu saja, kami ingin melakukannya lebih cepat daripada nanti."
Dia mengatakan itu bisa dibantu oleh apa yang dikenal sebagai peristiwa "angsa hitam"—sesuatu yang tidak dapat diprediksi—terjadi di Rusia, seperti runtuhnya rezim Putin secara tiba-tiba.
"Saya pikir Rusia dapat menghadapi 'angsa hitam' di negara mereka, di dalam Rusia dan itu dapat berkontribusi pada kesuksesan kami dengan Crimea," katanya.
Lihat Juga: Misteri Rudal Hipersonik Oreshnik Rusia Gempur Ukraina, Dikira Rudal Balistik Antarbenua
(min)