Konfirmasi Peluncuran Rudal, Korut Mengklaim Sebagai ICBM Jenis Baru
loading...
A
A
A
SEOUL - Korea Utara (Korut) mengatakan bahwa mereka melakukan uji coba peluncuran rudal balistik antarbenua (ICBM) jenis baru pada hari Jumat kemarin. Demikian laporan kantor berita resmi Korut, KCNA.
KCNA mengklaim bahwa rudal "baru" itu adalah Hwasong-17 dan mengatakan bahwa rudal itu diluncurkan dari Lapangan Udara Internasional Pyongyang dan terbang sejauh 999,2 km.
KCNA juga merilis beberapa gambar Pemimpin Korut Kim Jong-un, yang dilaporkan mengawasi langsung peluncuran tersebut.
Setelah mengawasi langsung peluncuran itu, Kim Jong-un mengatakan bahwa Korut harus dengan jelas menunjukkan keinginan terkuat untuk membalas latihan perang musuh yang berusaha menghancurkan perdamaian dan stabilitas di Semenanjung Korea dan kawasan. Kim Jong-un tampaknya mengacu pada latihan perang Amerika Serikat (AS) dan Korea Selatan (Korsel).
Dia juga memperingatkan bahwa negara akan mengambil tindakan balasan lebih ofensif jika AS membuat gertakan militer di Semenanjung Korea dan daerah sekitarnya.
"Kim Jong-un dengan sungguh-sungguh menyatakan bahwa jika musuh terus menimbulkan ancaman bagi DPRK, sering memperkenalkan cara serangan nuklir, Partai dan pemerintah kami akan dengan tegas bereaksi terhadap nuklir dengan senjata nuklir dan konfrontasi total dengan konfrontasi habis-habisan,” kata KCNA, menggunakan akronim resmi Korut yaitu Republik Rakyat Demokratis Korea seperti dikutip dari CNN, Sabtu (19/11/2022).
Kepala Staf Gabungan (JCS) Korea Selatan mengatakan ICBM itu diluncurkan sekitar pukul 10:15 pagi waktu setempat dari daerah Sunan, ibu kota Korut, Pyongyang.
Menurut JCS, ICBM itu melaju dengan kecepatan 22 kali kecepatan suara, menambahkan bahwa rinciannya sedang dianalisis oleh otoritas intelijen di Korsel dan AS.
Menyebut peluncuran itu sebagai "provokasi signifikan dan tindakan ancaman serius," JCS memperingatkan Korut telah melanggar resolusi Dewan Keamanan PBB dan mendesaknya untuk segera menghentikannya.
Sementara itu Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida mengatakan kemungkinan rudal itu jatuh Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) Jepang, sekitar 210 kilometer barat pulau Jepang Oshima Oshima, menurut Penjaga Pantai Jepang. Rudal itu tidak terbang di atas Jepang.
“Korea Utara terus melakukan tindakan provokatif dengan frekuensi yang belum pernah terlihat sebelumnya,” kata Kishida kepada wartawan hari Jumat di pertemuan Kerjasama Ekonomi Asia-Pasifik (APEC) di Bangkok, Thailand.
“Saya ingin menyatakan kembali bahwa kami tidak dapat menerima tindakan seperti itu,” sambungnya.
"Pemerintah Jepang akan terus mengumpulkan dan menganalisis informasi dan memberikan pembaruan segera kepada publik, katanya. Sejauh ini, belum ada laporan kerusakan kapal di laut," tambah Kishida.
Menteri Pertahanan Jepang Yasukazu Hamada mengatakan itu berpotensi mencapai daratan AS.
“Rudal balistik kelas ICBM yang diluncurkan kali ini bisa memiliki jangkauan lebih dari 15.000 km jika dihitung berdasarkan jarak terbang ICBM ini,” kata Hamada dalam sebuah pernyataan.
“Itu tergantung pada berat hulu ledak, tetapi dalam hal ini, daratan AS akan dimasukkan dalam jangkauan,” imbuhnya.
Ini bukan pertama kalinya Korut meluncurkan ICBM yang dinilai para ahli dan pejabat secara teoritis dapat mencapai AS.
Rudal yang diluncurkan pada Jumat kemarin lebih pendek ketinggian dan jaraknya dibandingkan dengan uji coba rudal Pyongyang pada 24 Maret, yang mencatat ketinggian tertinggi dan durasi terpanjang dari setiap rudal yang pernah diuji Korut, menurut laporan KCNA pada saat itu. KCNA melaporkan rudal itu mencapai ketinggian 6.248.5 kilometer dan terbang sejauh 1.090 kilometer.
KCNA mengklaim bahwa rudal "baru" itu adalah Hwasong-17 dan mengatakan bahwa rudal itu diluncurkan dari Lapangan Udara Internasional Pyongyang dan terbang sejauh 999,2 km.
KCNA juga merilis beberapa gambar Pemimpin Korut Kim Jong-un, yang dilaporkan mengawasi langsung peluncuran tersebut.
Setelah mengawasi langsung peluncuran itu, Kim Jong-un mengatakan bahwa Korut harus dengan jelas menunjukkan keinginan terkuat untuk membalas latihan perang musuh yang berusaha menghancurkan perdamaian dan stabilitas di Semenanjung Korea dan kawasan. Kim Jong-un tampaknya mengacu pada latihan perang Amerika Serikat (AS) dan Korea Selatan (Korsel).
Dia juga memperingatkan bahwa negara akan mengambil tindakan balasan lebih ofensif jika AS membuat gertakan militer di Semenanjung Korea dan daerah sekitarnya.
"Kim Jong-un dengan sungguh-sungguh menyatakan bahwa jika musuh terus menimbulkan ancaman bagi DPRK, sering memperkenalkan cara serangan nuklir, Partai dan pemerintah kami akan dengan tegas bereaksi terhadap nuklir dengan senjata nuklir dan konfrontasi total dengan konfrontasi habis-habisan,” kata KCNA, menggunakan akronim resmi Korut yaitu Republik Rakyat Demokratis Korea seperti dikutip dari CNN, Sabtu (19/11/2022).
Kepala Staf Gabungan (JCS) Korea Selatan mengatakan ICBM itu diluncurkan sekitar pukul 10:15 pagi waktu setempat dari daerah Sunan, ibu kota Korut, Pyongyang.
Menurut JCS, ICBM itu melaju dengan kecepatan 22 kali kecepatan suara, menambahkan bahwa rinciannya sedang dianalisis oleh otoritas intelijen di Korsel dan AS.
Menyebut peluncuran itu sebagai "provokasi signifikan dan tindakan ancaman serius," JCS memperingatkan Korut telah melanggar resolusi Dewan Keamanan PBB dan mendesaknya untuk segera menghentikannya.
Sementara itu Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida mengatakan kemungkinan rudal itu jatuh Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) Jepang, sekitar 210 kilometer barat pulau Jepang Oshima Oshima, menurut Penjaga Pantai Jepang. Rudal itu tidak terbang di atas Jepang.
“Korea Utara terus melakukan tindakan provokatif dengan frekuensi yang belum pernah terlihat sebelumnya,” kata Kishida kepada wartawan hari Jumat di pertemuan Kerjasama Ekonomi Asia-Pasifik (APEC) di Bangkok, Thailand.
“Saya ingin menyatakan kembali bahwa kami tidak dapat menerima tindakan seperti itu,” sambungnya.
"Pemerintah Jepang akan terus mengumpulkan dan menganalisis informasi dan memberikan pembaruan segera kepada publik, katanya. Sejauh ini, belum ada laporan kerusakan kapal di laut," tambah Kishida.
Menteri Pertahanan Jepang Yasukazu Hamada mengatakan itu berpotensi mencapai daratan AS.
“Rudal balistik kelas ICBM yang diluncurkan kali ini bisa memiliki jangkauan lebih dari 15.000 km jika dihitung berdasarkan jarak terbang ICBM ini,” kata Hamada dalam sebuah pernyataan.
“Itu tergantung pada berat hulu ledak, tetapi dalam hal ini, daratan AS akan dimasukkan dalam jangkauan,” imbuhnya.
Ini bukan pertama kalinya Korut meluncurkan ICBM yang dinilai para ahli dan pejabat secara teoritis dapat mencapai AS.
Rudal yang diluncurkan pada Jumat kemarin lebih pendek ketinggian dan jaraknya dibandingkan dengan uji coba rudal Pyongyang pada 24 Maret, yang mencatat ketinggian tertinggi dan durasi terpanjang dari setiap rudal yang pernah diuji Korut, menurut laporan KCNA pada saat itu. KCNA melaporkan rudal itu mencapai ketinggian 6.248.5 kilometer dan terbang sejauh 1.090 kilometer.
(ian)