Rudal Rusia Dilaporkan 'Nyasar' ke Polandia, Sikap Anggota NATO Terpecah

Rabu, 16 November 2022 - 05:03 WIB
loading...
Rudal Rusia Dilaporkan Nyasar ke Polandia, Sikap Anggota NATO Terpecah
Sikap negara-negara NATO terpecah terkait laporan rudal Rusia menghantam Polandia. Foto/Ilustrasi
A A A
WASHINGTON - Rudal Rusia dilaporkan menghantam sebuah situs di Polandia, sekitar 15 mil dari perbatasan dengan Ukraina. Insiden ini pun mengundang reaksi dari negara-negara NATO. Namun sikap mereka berbeda satu dengan yang lain.

Amerika Serikat (AS) sebagai pemimpin NATO belum dapat memastikan jika rudal yang menghantam wilayah Polandia berasal dari Rusia.

Sebelumnya, The Associated Press melaporkan bahwa rudal Rusia telah menyeberang ke Polandia, mengutip seorang pejabat intelijen senior AS yang tidak disebutkan namanya.

Seorang pejabat senior Gedung Putih mengatakan mereka tidak memiliki konfirmasi mengenai serangan roket atau rudal di Polandia, tetapi pejabat AS saat ini sedang bekerja untuk mencoba dan mencari tahu persis apa yang telah terjadi.

Wakil juru bicara utama Departemen Luar Negeri Vedant Patel menegaskan bahwa AS tidak dapat mengkonfirmasi laporan rudal yang menghantam wilayah Polandia dan menewaskan dua orang.

“Kami telah melihat laporan ini dari Polandia dan sedang bekerja dengan pemerintah Polandia dan mitra NATO kami untuk mengumpulkan lebih banyak informasi,” kata Patel pada konferensi pers.

“Kami tidak dapat mengkonfirmasi laporan atau detail apa pun saat ini,” imbuhnya seperti dikutip dari CNN, Rabu (16/11/2022).



Dalam kesempatan itu, Patel berulang kali mengatakan tidak akan membahas hipotetis ketika ditanya tentang Pasal 4 dan 5 NATO, tetapi mengatakan bahwa niat “adalah sesuatu yang penting” dalam menentukan tanggapan.

"Seperti yang saya katakan, kami akan menentukan apa yang terjadi dan kami akan menentukan langkah selanjutnya yang tepat, tetapi seperti yang saya katakan, ini baru terjadi dalam satu jam terakhir dan kami masih menggunakan waktu yang penting untuk mencari tahu fakta sebenarnya," katanya.

Seorang pejabat NATO mengatakan kepada CNN bahwa pihaknya masih menunggu untuk mempelajari lebih lanjut tentang apa yang terjadi dan sedang menunggu rincian dari Warsawa.

Sementara itu seorang juru bicara Kantor Luar Negeri Inggris mengatakan mereka menyelidiki laporan-laporan ini dan berhubungan erat dengan pada negara Sekutu.

Negara-negara Baltik yang menjadi anggota NATO lebih lantang dalam pernyataan mereka, menekankan kesiapan untuk mempertahankan wilayah NATO.

Estonia menyebut berita itu "paling memprihatinkan", menurut sebuah postingan Twitter dari Kementerian Luar Negeri Estonia.

“Estonia siap mempertahankan setiap jengkal wilayah NATO,” tambahnya.

Presiden Lithuania Gitanas Nauseda mengatakan dia prihatin dengan berita tersebut, dan Lithuania memiliki solidaritas yang kuat dengan Polandia.



“Setiap jengkal wilayah NATO harus dipertahankan!” tambahnya di media sosial.

Menteri Pertahanan Latvia Artis Pabriks menyalahkan Rusia, meskipun belum ada konfirmasi dari otoritas Polandia bahwa rudal Rusia mendarat di wilayahnya.

“Belasungkawa untuk saudara seperjuangan Polandia kami. Rezim kriminal Rusia menembakkan rudal yang menargetkan tidak hanya warga sipil Ukraina tetapi juga mendarat di wilayah NATO di Polandia. Latvia sepenuhnya mendukung teman-teman Polandia dan mengutuk kejahatan ini,” tulis Pabriks.

Pakta Pertahanan Atlantik Utara adalah kelompok yang terdiri dari 30 negara Amerika Utara dan Eropa. Menurut NATO, tujuannya adalah untuk menjamin kebebasan dan keamanan anggotanya melalui sarana politik dan militer.

Aliansi tersebut dibentuk pada tahun 1949 sebagai respons atas dimulainya Perang Dingin. Tujuan awalnya adalah untuk melindungi Barat dari ancaman yang ditimbulkan oleh Uni Soviet. Sejak akhir Perang Dingin, banyak bekas negara Soviet telah bergabung dengan NATO, yang membuat Putin kesal.

Aspek yang paling terkenal dari aliansi tersebut adalah Pasal 5 dari perjanjian tersebut, yang jika digunakan, berarti serangan terhadap satu negara Sekutu dianggap sebagai serangan terhadap semua negara Sekutu.

Pasal 5 hanya pernah diajukan satu kali, sebagai tanggapan atas serangan teroris 11 September 2001 di Amerika Serikat.

Namun, aliansi tersebut dapat mengambil langkah-langkah pertahanan kolektif tanpa menggunakan Pasal 5 – dan telah melakukannya sehubungan dengan serangan Rusia ke Ukraina.



(ian)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1852 seconds (0.1#10.140)