Tsai Ing-wen: Taiwan Harus 'Bersiap-siap' untuk Invasi

Rabu, 09 November 2022 - 19:41 WIB
loading...
Tsai Ing-wen: Taiwan...
Presiden Taiwan Tsai Ing-wen. Foto/Russia Today
A A A
TAIPEI - Presiden Taiwan Tsai Ing-wen awal pekan ini mengatakan kepada The Atlantic bahwa ada "ancaman nyata" dari invasi China. China telah bersikeras bahwa mereka akan berusaha untuk mengintegrasikan kembali Taiwan dengan cara damai, tetapi jika konflik pecah, Tsai akan mencari bantuan Barat.

“Kita perlu mempersiapkan diri untuk kemungkinan invasi China. Memang nyata bahwa hal ini bisa terjadi pada kita,” kata Tsai dalam sebuah artikel yang ditulis oleh Ben Rhodes, penulis pidato Barack Obama dan Deputi Penasihat Keamanan Nasional.

“Ada ancaman nyata di luar sana. Itu bukan hype,” ia menambahkan seperti dikutip dari Russia Today, Rabu (9/11/2022).

Taiwan telah memerintah sendiri sejak pasukan nasionalis yang dipimpin oleh Chiang Kai-shek melarikan diri ke pulau itu pada tahun 1949, setelah mereka kalah perang saudara dari Komunis.

Beijing memposisikan Taiwan adalah bagian dari integral China - yang disebut dengan kebijakan Satu China - dan China pasti akan dipersatukan kembali.



Sebuah buku putih yang dirilis pada bulan Agustus menyatakan bahwa sementara Beijing akan berusaha untuk mencapai reunifikasi ini secara damai, Beijing berhak untuk menggunakan kekuatan militer.

Sementara militer China jauh lebih kuat daripada Taiwan, Tsai telah meningkatkan pengeluaran pertahanan sebesar 13%, dan akan menghabiskan USD19 miliar untuk militernya pada tahun 2023. Tujuan Taipei, Rhodes menguraikan, adalah membuat invasi terlalu mahal bagi China.

“Jika (Tentara Pembebasan Rakyat) ingin melakukan sesuatu yang drastis, (Presiden China) Xi harus mempertimbangkan biayanya,” kata Tsai kepada mantan pejabat Gedung Putih itu.

"Dia harus berpikir dua kali," sambungnya.

Namun, bahkan dengan peningkatan dua digit dalam pengeluaran pertahanan, dan dengan AS mengizinkan penjualan senjata bernilai miliaran dolar ke Taipei pada bulan September, Tsai masih membutuhkan Barat untuk membiayai militer Taiwan seperti yang saat ini dilakukan untuk pasukan Ukraina.

“Negara-negara Barat, khususnya AS, membantu Ukraina. Apa yang kita lihat dari perang Ukraina adalah negara-negara Barat berkumpul dan membantu Ukraina untuk berperang,” katanya.



Pemerintah Amerika Serikat (AS) telah secara resmi mengakui, tetapi tidak mendukung, kedaulatan China atas Taiwan sejak tahun 1970-an. Sementara Presiden AS Joe Biden telah berjanji pada beberapa kesempatan bahwa militer Amerika akan membantu mengusir invasi China, para pembantunya di Gedung Putih telah berulang kembali menegaskan kebijakan Satu China setiap waktu.

Tak lama setelah Tsai berbicara dengan Rhodes, China membuka pertunjukan udara dua tahunannya, yang dilaporkan mendemonstrasikan senjata anti-drone, jet tempur generasi kelima, dan rudal anti-kapal hipersonik. Analis menggambarkan kelenturan otot militer ini sebagai peringatan kepada Barat untuk tidak mengganggu reunifikasi dengan Taiwan.



(ian)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.3281 seconds (0.1#10.140)