Profil Jennifer Zeng, Aktivis HAM China yang Pertama Kali Beritakan Xi Jinping Dikudeta

Rabu, 09 November 2022 - 16:52 WIB
loading...
Profil Jennifer Zeng, Aktivis HAM China yang Pertama Kali Beritakan Xi Jinping Dikudeta
Jennifer Zeng. Foto/Twitter
A A A
JAKARTA - Jennifer Zheng merupakan seorang aktivis Hak Asasi Manusia asal China dan juga menjadi pihak oposisi yang menyebarkan desas desus tentang penangkapan Presiden China Xi Jinping.

Desas desus ini muncul ketika Presiden China itu baru kembali ke negaranya pada pertengahan September 2022 setelah berakhirnya pertemuan puncak di Uzbekistan.

Masyarakat sempat dihebohkan dengan sebuah kabar yang viral di twitter bertajuk "kudeta tiongkok".

Dilansir dari alestiklal.net, Cerita dimulai setelah tweet yang diposting oleh oposisi terkemuka China dan aktivis hak asasi manusia Jennifer Zheng, sebuah klip video yang digambarkan sebagai antrian bus untuk menempatkan presiden China yang sedang ditangkap.



Hal tersebut sontak membuat geger masyarakat, yang kemudian beberapa media asing dari Taiwan dan Nepal juga turut meliput dan memberitakan bahwa Xi Jinping telah tertangkap.

Peristiwa ini lantas membuat nama Jennifer Zheng dikenal dunia sebagai salah seorang aktivis dan pihak oposisi China.

Dikutip dari allamericanspeakers.com, Jennifer Zheng merupakan wanita asal china yang lulus dengan gelar Master of Science dalam bidang Geokimia dari Peking University.

Jennifer Zheng lahir pada 19 Oktober 1966, sebelumnya dia sempat ditangkap karena mempraktekkan Falun Gong di China yang membuatnya mendapat hukuman yang cukup berat tanggal 23 Mei 2000.



Falun Gong sendiri merupakan kultivasi (pengolahan) ganda jiwa dan raga. Latihan raga terdiri dari gerakan-gerakan lembut yang menyerupai senam, dan juga meditasi.

Berdasar informasi dari Reuters, praktek ini telah dilarang sejak 1999, tetapi para anggotanya telah diizinkan untuk berlatih di Hong Kong secara bebas.

Dalam hukumannya Zheng dipaksa untuk berjongkok selama berjam jam di bawah sinar matahari, merajut pakaian sampai tangannya terluka, bahkan dia sempat melihat beberapa rekannya yang disiksa hingga terdapat korban jiwa.

Setelah menjalani masa tahanan selama satu tahun, pada 2001 aktivis ini akhirnya dibebaskan. Kemudian dia mengungkapkan segalanya dalam sebuah buku tentang pengalamannya dengan Falun Gong: Witnessing History: One Chinese Woman's Fight for Freedom and Falun Gong.

(ian)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1395 seconds (0.1#10.140)