AS Mulai Bahas Hukuman untuk Arab Saudi, Termasuk Pemangkasan Bantuan Militer
loading...
A
A
A
WASHINGTON - Amerika Serikat (AS) mulai membahas rencananya untuk menghukum Arab Saudi karena keputusan OPEC+ yang memangkas produksi minyak mulai November. Rencana hukuman itu termasuk pemangkasan bantuan militer untuk kerajaan.
Seorang pejabat AS mengungkap hal itu kepada jaringan berita NBC. Menurut pejabat tersebut, langkah Washington dapat mencakup pembekuan pengiriman rudal Patriot ke Arab Saudi.
Kesepakatan senilai USD3 miliar, di mana Riyadh akan menerima 300 Patriot MIM-104E Guidance Enhanced Missile-Tactical Ballistic Missiles (GEM-T), telah disetujui oleh Washington pada bulan Agustus lalu.
Kesepakatan itu dipandang penting bagi Arab Saudi yang membutuhkan pasokan rudal untuk sistem peluncur Patriot mereka, karena negara itu sering menjadi sasaran serangan rudal dan pesawat tak berawak dari kelompok pemberontak Houthi di Yaman.
Kelompok Houthi kerap menyerang kerajaan tersebut sebagai respons atas pengeboman yang sudah berjalan lama oleh Riyadh dan koalisi Arab-nya.
Menurut pejabat AS tersebut, yang berbicara dalam kondisi anonim, opsi lain dalam agenda AS adalah mengecualikan Kerajaan Arab Saudi dari latihan militer dan konferensi regional yang akan datang, termasuk yang didedikasikan untuk upaya AS dan sekutunya untuk menciptakan sistem pertahanan udara bersama di kawasan itu.
Namun, dua pejabat AS dan sumber informasi lainnya menunjukkan bahwa belum ada keputusan yang dibuat di Washington.
Menurut mereka, banyak yang akan tergantung pada pertemuan puncak OPEC (Organisasi Negara Pengekspor Minyak) pada bulan Desember mendatang, menambahkan bahwa jika pertemuan itu mengarah pada peningkatan produksi minyak, Arab Saudi dapat menghindari pembalasan AS sama sekali.
Menurut laporan NBC pada Minggu (30/10/2022), beberapa pemimpin militer di AS menentang pengurangan kerja sama pertahanan dengan Riyadh.
Mereka berpendapat bahwa meninggalkan Arab Saudi, yang telah menjadi sekutu utama Washington di Teluk selama beberapa dekade, tanpa rudal Patriot dan peralatan Amerika lainnya, dapat membahayakan pasukan AS dan warga sipil di negara itu dan merusak stabilitas seluruh kawasan.
Menurut seorang sumber di pemerintah AS, para komandan militer telah berbagi kekhawatiran itu dengan pemerintahan Biden.
Sekadar diketahui, AS telah mendesak Arab Saudi untuk meningkatkan produksi minyak selama berbulan-bulan, mengatakan harga minyak yang lebih rendah akan merugikan Rusia dan mempersulit Moskow untuk membiayai operasi militernya di Ukraina.
Namun, kelompok OPEC+ yang mencakup Rusia, membuat marah Washington awal bulan ini dengan mengumumkan keputusan mereka untuk memangkas produksi minyak dua juta barel per hari mulai November.
"Akan ada konsekuensi," kata Presiden AS Joe Biden saat memperingatkan Arab Saudi atas langkah itu OPEC+.
Ketika ditanya oleh CNN apakah sudah waktunya bagi Washington untuk mengevaluasi kembali hubungannya dengan Riyadh, Biden menjawab: “ya.”
Saudi telah bersikeras bahwa pengurangan produksi minyak adalah keputusan bulat oleh anggota OPEC+, yang dibuat murni untuk alasan ekonomi.
Seorang pejabat AS mengungkap hal itu kepada jaringan berita NBC. Menurut pejabat tersebut, langkah Washington dapat mencakup pembekuan pengiriman rudal Patriot ke Arab Saudi.
Kesepakatan senilai USD3 miliar, di mana Riyadh akan menerima 300 Patriot MIM-104E Guidance Enhanced Missile-Tactical Ballistic Missiles (GEM-T), telah disetujui oleh Washington pada bulan Agustus lalu.
Kesepakatan itu dipandang penting bagi Arab Saudi yang membutuhkan pasokan rudal untuk sistem peluncur Patriot mereka, karena negara itu sering menjadi sasaran serangan rudal dan pesawat tak berawak dari kelompok pemberontak Houthi di Yaman.
Kelompok Houthi kerap menyerang kerajaan tersebut sebagai respons atas pengeboman yang sudah berjalan lama oleh Riyadh dan koalisi Arab-nya.
Menurut pejabat AS tersebut, yang berbicara dalam kondisi anonim, opsi lain dalam agenda AS adalah mengecualikan Kerajaan Arab Saudi dari latihan militer dan konferensi regional yang akan datang, termasuk yang didedikasikan untuk upaya AS dan sekutunya untuk menciptakan sistem pertahanan udara bersama di kawasan itu.
Namun, dua pejabat AS dan sumber informasi lainnya menunjukkan bahwa belum ada keputusan yang dibuat di Washington.
Menurut mereka, banyak yang akan tergantung pada pertemuan puncak OPEC (Organisasi Negara Pengekspor Minyak) pada bulan Desember mendatang, menambahkan bahwa jika pertemuan itu mengarah pada peningkatan produksi minyak, Arab Saudi dapat menghindari pembalasan AS sama sekali.
Menurut laporan NBC pada Minggu (30/10/2022), beberapa pemimpin militer di AS menentang pengurangan kerja sama pertahanan dengan Riyadh.
Mereka berpendapat bahwa meninggalkan Arab Saudi, yang telah menjadi sekutu utama Washington di Teluk selama beberapa dekade, tanpa rudal Patriot dan peralatan Amerika lainnya, dapat membahayakan pasukan AS dan warga sipil di negara itu dan merusak stabilitas seluruh kawasan.
Menurut seorang sumber di pemerintah AS, para komandan militer telah berbagi kekhawatiran itu dengan pemerintahan Biden.
Sekadar diketahui, AS telah mendesak Arab Saudi untuk meningkatkan produksi minyak selama berbulan-bulan, mengatakan harga minyak yang lebih rendah akan merugikan Rusia dan mempersulit Moskow untuk membiayai operasi militernya di Ukraina.
Namun, kelompok OPEC+ yang mencakup Rusia, membuat marah Washington awal bulan ini dengan mengumumkan keputusan mereka untuk memangkas produksi minyak dua juta barel per hari mulai November.
"Akan ada konsekuensi," kata Presiden AS Joe Biden saat memperingatkan Arab Saudi atas langkah itu OPEC+.
Ketika ditanya oleh CNN apakah sudah waktunya bagi Washington untuk mengevaluasi kembali hubungannya dengan Riyadh, Biden menjawab: “ya.”
Saudi telah bersikeras bahwa pengurangan produksi minyak adalah keputusan bulat oleh anggota OPEC+, yang dibuat murni untuk alasan ekonomi.
(min)