AS Peringatkan Rezim Kim Jong-un Tak Akan Bertahan Hidup Jika Gunakan Nuklir

Sabtu, 29 Oktober 2022 - 14:56 WIB
loading...
AS Peringatkan Rezim Kim Jong-un Tak Akan Bertahan Hidup Jika Gunakan Nuklir
AS memperingatkan rezim Kim Jong-un yang berkuasa di Korea Utara tak akan bertahan hidup jika menggunakan senjata nuklirnya. Foto/KCNA via REUTERS
A A A
WASHINGTON - Pentagon mengeluarkan peringatan mengerikan terhadap rezim Kim Jong-un yang berkuasadi Korea Utara (Korut) jika nekat menggunakan senjata nuklir .

Peringatan yang muncul dalam dokumen Tinjauan Postur Nuklir (NPR) Amerika Serikat (AS) mengatakan rezim Kim Jong-un tidak akan bertahan hidup jika menggunakan senjata pemusnah massal tersebut.

NPR merupakan satu dari tiga dokumen kebijakan utama yang dirilis Pentagon pada hari Kamis. Dua dokumen lainnya adalah Strategi Pertahanan Nasional (NDS) dan Tinjauan Pertahanan Rudal (MDR).

Dokumen-dokumen yang dirilis Pentagon tersebut menguraikan berbagai tindakan yang diambil Amerika Serikat untuk mencegah dan mempertahankan diri dari sejumlah tantangan, termasuk yang ditimbulkan oleh China, Rusia, Iran, dan Korea Utara.



Tetapi setelah bagian kebijakan kritis administrasi Biden lainnya—Strategi Keamanan Nasional—hanya menyebutkan singkat tentang Korea Utara awal bulan ini, para pejabat AS melangkah lebih jauh dalam rilis terbaru ini, mengeluarkan ancaman langsung dan eksplisit terhadap Pyongyang.

“Strategi kami untuk Korea Utara mengakui ancaman yang ditimbulkan oleh kemampuan [senjata] nuklir, kimia, rudal, dan konvensionalnya, dan khususnya kebutuhan untuk menjelaskan kepada rezim Kim konsekuensi mengerikan jika mereka menggunakan senjata nuklir,” bunyi dokumen NPR.

"Setiap serangan nuklir oleh Korea Utara terhadap Amerika Serikat atau Sekutu dan mitranya tidak dapat diterima dan akan mengakibatkan berakhirnya rezim itu," lanjut dokumen NPR, seperti dikutip dari Newsweek, Sabtu (29/10/2022).

"Tidak ada skenario di mana rezim Kim dapat menggunakan senjata nuklir dan bertahan hidup."

Bahasa itu adalah yang paling keras dari AS, karena ketegangan antara Washington dan Pyongyang meningkat ke tingkat yang tidak terlihat sejak 2017—tahun ancaman berbahan bakar nuklir antara Kim Jong-un dan Presiden AS Donald Trump.

Pada awal 2018, kedua pemimpin itu bergabung dengan Presiden Korea Selatan Moon-Jae untuk proses perdamaian bersejarah yang menghasilkan rekor jumlah pertemuan puncak tingkat tinggi, tetapi akhirnya terurai tanpa tercapainya kesepakatan damai yang langgeng.

Sekarang, dengan para pemimpin baru di Washington dan Seoul menyatakan perlunya aliansi militer yang lebih kuat termasuk latihan bersama, Pyongyang meningkatkan kegiatan militernya, menguji platform senjata jarak jauh dan lebih maju yang dirancang untuk membawa senjata nuklir taktis yang lebih kecil.

Beberapa pekan terakhir juga terlihat peningkatan manuver peringatan perbatasan, termasuk pesawat dan kapal Korea Utara yang mendekati perbatasan yang disengketakan antara kedua Korea, termasuk satu insiden awal pekan ini yang mengakibatkan kedua belah pihak saling melepaskan tembakan peringatan.

Bahkan tanpa serangan nuklir, dokumen Pentagon juga memperingatkan bahwa Korea Utara juga dapat melakukan serangan strategis yang cepat di Asia Timur, dan ini juga akan dihalangi melalui persenjataan nuklir AS.

"Senjata nuklir Amerika Serikat terus berperan dalam mencegah serangan semacam itu," imbuh dokumen tersebut.

"Selanjutnya, kami akan meminta rezim bertanggung jawab atas setiap transfer teknologi, material, atau keahlian senjata nuklir yang dibuatnya kepada aktor negara atau non-negara mana pun."

Dokumen itu juga merujuk pada tawaran pemerintahan Biden untuk mengadakan pembicaraan dengan Korea Utara, sebuah kebijakan yang menurut dokumen itu menyerukan pendekatan diplomatik yang dikalibrasi untuk mengamankan kemajuan praktis yang meningkatkan keamanan Amerika Serikat, sekutu dan mitra, serta pengerahan pasukan.

"Pada saat yang sama, kami akan terus menekan Korea Utara untuk mematuhi kewajibannya di bawah berbagai resolusi Dewan Keamanan PBB dan kembali ke negosiasi untuk menghapus program nuklirnya secara terverifikasi," imbuh dokumen tersebut.

"Sehubungan dengan mengurangi atau menghilangkan ancaman dari Korea Utara, tujuan kami tetap denuklirisasi Semenanjung Korea yang lengkap dan dapat diverifikasi."

Dokumen Strategi Pertahanan Nasional AS juga mengatakan bahwa Korea Utara terus memperluas kemampuan nuklir dan misilnya untuk mengancam tanah air AS. Dokumen ini menyerukan pengerahan pasukan AS, Republik Korea (ROK) dan Jepang.
(min)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1473 seconds (0.1#10.140)