Ini Tempat Terburuk di AS Jika Dibom Nuklir oleh Rusia

Senin, 24 Oktober 2022 - 14:53 WIB
loading...
Ini Tempat Terburuk di AS Jika Dibom Nuklir oleh Rusia
Tsar Bomba, bom nuklir terbesar sejagat yang diledakkan Uni Soviet 30 Oktober 1961. Para pakar merinci tempat terburuk di AS jika dibom nuklir oleh Rusia. Foto/REUTERS
A A A
WASHINGTON - Di tengah meningkatnya ketegangan nuklir ketika perang Moskow-Kiev terus berkecamuk, banyak yang mempertanyakan kemungkinan perang nuklir antara Rusia dan Amerika Serikat (AS) serta tempat terburuk di Amerika jika itu terjadi.

Presiden AS Joe Biden, salah satu pendukung utama Ukraina, baru-baru ini memperingatkan bahwa Presiden Rusia Vladimir Putin "tidak bercanda" ketika membahas kemungkinan penggunaan senjata nuklir.

“Saya tidak berpikir ada hal seperti kemampuan untuk dengan mudah menggunakan senjata nuklir taktis dan tidak berakhir dengan Armageddon,” kata Biden.

Pada bulan September, Putin memperingatkan negara-negara lain bahwa Rusia akan menggunakan semua metode pertahanan yang dimiliki jika negara itu merasa terancam. "Ini bukan gertakan," katanya, yang oleh Barat ditafasirkan sebagai ancaman terselubung tentang penggunaan senjata nuklir.



Salah satu sekutu Putin, pemimpin Chechnya Ramzan Kadyrov, juga baru-baru ini menyarankan penggunaan senjata nuklir berdaya rendah sehubungan dengan perang di Ukraina.

Menurut data dari Federasi Ilmuwan Amerika, Rusia saat ini memiliki hulu ledak nuklir terbanyak di dunia, sekitar 5.977. Sedangkan AS memiliki 5.428 unit.

Federasi Ilmuwan Amerika juga mengatakan bahwa dari 12.700 hulu ledak nuklir di dunia, lebih dari 9.400 berada dalam persediaan militer untuk digunakan oleh rudal, pesawat terbang, kapal laut dan kapal selam.

Para ahli telah beberapa tentang tempat terburuk untuk ditemukan jika perang nuklir pecah di AS.

Saat berbicara dengan Newsweek, Dinshaw Mistry, seorang profesor hubungan internasional dan studi Asia di Universitas Cincinnati, menjelaskan bahwa tempat terburuk untuk ditemukan adalah tempat yang paling mungkin untuk target serangan nuklir.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1439 seconds (0.1#10.140)