Waduh! Nenek di Jerman Bentuk Sel Teror dan Rencanakan Kudeta
loading...
A
A
A
BERLIN - Polisi Jerman menangkap seorang wanita berusia 75 tahun yang diduga merencanakan untuk melakukan kudeta dan memulihkah rezim monarki. Hal itu dikonfirmasi oleh otoritas negara itu pada Kamis lalu.
Menurut polisi di barat daya Rhineland-Palatinate, Elisabeth R, yang nama lengkapnya tidak diungkapkan, diduga sebagai biang keladi dari sel teror. Kelompok tersebut diduga berencana untuk menyebabkan "kondisi seperti perang saudara" di Jerman dengan menyabotase infrastruktur energinya.
"Pemadaman listrik yang meluas dimaksudkan untuk membantu pemberontak menggulingkan pemerintah demokratis negara itu," kata otoritas keamanan setempat seperti dilansir dari Russia Today, Minggu (16/10/2022).
Kelompok itu juga tampaknya berusaha untuk menculik menteri kesehatan Jerman, Karl Lauterbach, “mungkin membunuh pengawalnya” dalam prosesnya. Politisi itu tidak populer di kalangan sayap kanan Jerman karena penegakan ketat pembatasan Covid-19 selama pandemi.
Tersangka ditangkap pada hari Kamis di rumahnya di Saxony di timur negara itu. Pada hari Jumat, Elisabeth, yang telah dijuluki 'nenek teror' oleh majalah Bild, dibawa ke pengadilan federal di Karlsruhe, barat daya Jerman. Di sana, dia difoto saat dia keluar dari helikopter hanya dengan memegang kantong kertas.
Surat perintah penangkapan menyatakan bahwa Elisabeth R telah terlibat dalam kegiatan perekrutan dan mengkoordinasikan kelompok tersebut, memberikan perintah kepada anggota untuk mendapatkan bahan peledak dan senjata, sambil menyebutkan kerangka waktu tertentu untuk melaksanakan rencananya.
Menurut Sueddeutsche Zeitung, tersangka, yang diyakini sebagai pensiunan guru, bertanggung jawab atas apa yang disebut gerakan Reichsburger, yang menyangkal keberadaan negara Jerman modern. Dalam satu contoh, dia menandatangani surat terbuka, dengan alasan bahwa Perjanjian Versailles 1919, yang mengakhiri Perang Dunia Pertama, adalah ilegal, dan warga negara itu masih tinggal di Reich Jerman berdasarkan Konstitusi 1871.
Elisabeth R ditangkap setelah polisi Jerman menahan empat anggota lain yang terkait dengan rencana tersebut pada bulan April. Saat itu, polisi menemukan senjata Kalashnikov dan seragam SS Nazi di salah satu rumah tersangka.
Mengomentari insiden itu, Lauterbach mengatakan: “Ini adalah minoritas kecil di masyarakat kita, tetapi mereka sangat berbahaya.”
Menurut polisi di barat daya Rhineland-Palatinate, Elisabeth R, yang nama lengkapnya tidak diungkapkan, diduga sebagai biang keladi dari sel teror. Kelompok tersebut diduga berencana untuk menyebabkan "kondisi seperti perang saudara" di Jerman dengan menyabotase infrastruktur energinya.
"Pemadaman listrik yang meluas dimaksudkan untuk membantu pemberontak menggulingkan pemerintah demokratis negara itu," kata otoritas keamanan setempat seperti dilansir dari Russia Today, Minggu (16/10/2022).
Kelompok itu juga tampaknya berusaha untuk menculik menteri kesehatan Jerman, Karl Lauterbach, “mungkin membunuh pengawalnya” dalam prosesnya. Politisi itu tidak populer di kalangan sayap kanan Jerman karena penegakan ketat pembatasan Covid-19 selama pandemi.
Tersangka ditangkap pada hari Kamis di rumahnya di Saxony di timur negara itu. Pada hari Jumat, Elisabeth, yang telah dijuluki 'nenek teror' oleh majalah Bild, dibawa ke pengadilan federal di Karlsruhe, barat daya Jerman. Di sana, dia difoto saat dia keluar dari helikopter hanya dengan memegang kantong kertas.
Surat perintah penangkapan menyatakan bahwa Elisabeth R telah terlibat dalam kegiatan perekrutan dan mengkoordinasikan kelompok tersebut, memberikan perintah kepada anggota untuk mendapatkan bahan peledak dan senjata, sambil menyebutkan kerangka waktu tertentu untuk melaksanakan rencananya.
Menurut Sueddeutsche Zeitung, tersangka, yang diyakini sebagai pensiunan guru, bertanggung jawab atas apa yang disebut gerakan Reichsburger, yang menyangkal keberadaan negara Jerman modern. Dalam satu contoh, dia menandatangani surat terbuka, dengan alasan bahwa Perjanjian Versailles 1919, yang mengakhiri Perang Dunia Pertama, adalah ilegal, dan warga negara itu masih tinggal di Reich Jerman berdasarkan Konstitusi 1871.
Elisabeth R ditangkap setelah polisi Jerman menahan empat anggota lain yang terkait dengan rencana tersebut pada bulan April. Saat itu, polisi menemukan senjata Kalashnikov dan seragam SS Nazi di salah satu rumah tersangka.
Mengomentari insiden itu, Lauterbach mengatakan: “Ini adalah minoritas kecil di masyarakat kita, tetapi mereka sangat berbahaya.”
(ian)