Ratusan Paus Pilot Mati Setelah Terdampar Massal di Selandia Baru

Rabu, 12 Oktober 2022 - 20:50 WIB
loading...
Ratusan Paus Pilot Mati Setelah Terdampar Massal di Selandia Baru
Ratusan paus pilot mati setelah terdampar massal di Selandia Baru. Foto/CNN
A A A
WELLINGTON - Ratusan ekor paus pilot mati setelah terdampar massal terjadi dalam dua peristiwa terpisah di Selandia Baru. Terdamparnya ratusan hewan mamalia itu melanjutkan tren mematikan yang telah mengguncang wilayah Oseania itu dalam beberapa pekan terakhir.

Departemen Konservasi Selandia Baru pada hari Rabu (12/10/2022) mengatakan bahwa peristiwa terdampar paus pilot terakhir terjadi hanya berselang beberapa hari. Satu kelompok paus pilot yang terdiri dari sekitar 240 ekor ditemukan di barat laut Pulau Chatham negara itu pada 7 Oktober.

Kelompok kedua dengan jumlah yang kira-kira sama ditemukan pada 10 Oktober di Teluk Waihere Pulau Pitt, yang menurut departemen itu adalah pulau berpenghuni paling terpencil di Selandia Baru, dengan komunikasi terbatas dan logistik yang menantang.

Beberapa paus sudah mati pada saat petugas konservasi dapat merespons tempat kejadian. Bagaimanapun, kata penasihat teknis kelautan untuk Departemen Konservasi Dave Lundquist, yang masih hidup di-eutanasia untuk meminimalkan penderitaan.



"Kami tidak secara aktif mengapungkan paus di Kepulauan Chatham karena risiko serangan hiu terhadap manusia dan paus itu sendiri, jadi eutanasia adalah pilihan yang paling baik," kata Lundquist.

"Semua paus pilot yang terdampar sekarang sudah mati, dan tubuh mereka akan dibiarkan membusuk secara alami," imbuhnya seperti dikutip dari CBS News.

Project Jonah New Zealand, organisasi penyelamatan dan perlindungan mamalia laut, mengatakan bahwa terdampar adalah "fenomena kompleks" yang memiliki beberapa faktor yang menentukan hasil bagi hewan.

"Ketidakmampuan untuk segera mengirim petugas medis terlatih serta predator laut - seperti hiu putih besar, yang tinggal di dekat pantai dan mengancam manusia serta paus - dapat membuat misi penyelamatan menjadi sulit," kata kelompok itu di Facebook.

Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1810 seconds (0.1#10.140)