Biden Bicara dengan Zelensky setelah Serangan Udara Rusia
loading...
A
A
A
KIEV - Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden berbicara melalui telepon dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky, setelah serangan udara Rusia.
Moskow menggempur sasaran militer dan infrastruktur di seluruh Ukraina pada Senin (10/10/2022).
Biden mengutuk serangan Rusia dan berjanji mengirim lebih banyak sistem pertahanan udara ke Kiev.
Menurut isi percakapan telepon yang diterbitkan kantor Zelensky, presiden Ukraina menggambarkan serangan Rusia sebagai "tanda kelemahan tentara Rusia" meskipun faktanya serangan itu melumpuhkan jaringan listrik negara.
Menurut Kementerian Pertahanan (Kemhan) Rusia, serangan itu menghancurkan “fasilitas komando militer” dan jaringan komunikasi.
“Biden berjanji untuk terus memberi Ukraina dukungan yang dibutuhkan untuk mempertahankan diri, termasuk sistem pertahanan udara canggih,” ungkap ringkasan percakapan telepon dari Gedung Putih.
Rudal-rudal jelajah Rusia menghujani beberapa kota Ukraina pada Senin pagi, dua hari setelah serangan di Jembatan Crimea yang diyakini secara luas dilakukan Ukraina.
Presiden Rusia Vladimir Putin menggambarkan serangan Moskow sebagai tanggapan terhadap “terorisme” Ukraina.
Moskow menggempur sasaran militer dan infrastruktur di seluruh Ukraina pada Senin (10/10/2022).
Biden mengutuk serangan Rusia dan berjanji mengirim lebih banyak sistem pertahanan udara ke Kiev.
Menurut isi percakapan telepon yang diterbitkan kantor Zelensky, presiden Ukraina menggambarkan serangan Rusia sebagai "tanda kelemahan tentara Rusia" meskipun faktanya serangan itu melumpuhkan jaringan listrik negara.
Menurut Kementerian Pertahanan (Kemhan) Rusia, serangan itu menghancurkan “fasilitas komando militer” dan jaringan komunikasi.
“Biden berjanji untuk terus memberi Ukraina dukungan yang dibutuhkan untuk mempertahankan diri, termasuk sistem pertahanan udara canggih,” ungkap ringkasan percakapan telepon dari Gedung Putih.
Rudal-rudal jelajah Rusia menghujani beberapa kota Ukraina pada Senin pagi, dua hari setelah serangan di Jembatan Crimea yang diyakini secara luas dilakukan Ukraina.
Presiden Rusia Vladimir Putin menggambarkan serangan Moskow sebagai tanggapan terhadap “terorisme” Ukraina.