Stasiun TV Iran Diretas, Hacker Tampilkan Foto Khamenei dengan Crosshair

Minggu, 09 Oktober 2022 - 08:41 WIB
loading...
Stasiun TV Iran Diretas, Hacker Tampilkan Foto Khamenei dengan Crosshair
Hacker menampilkan foto Pemimpin Spiritual Tertinggi Iran, Ayatulloh Ali Khamenei, dengan tanda cross hair atau target. Foto/Tangkapan Layar
A A A
TEHERAN - Stasiun televisi yang dikelola pemerintah Iran tampaknya telah diretas pada Sabtu, dengan buletin berita disela oleh gambar protes terhadap pemimpin negara itu.

Sebuah topeng muncul di layar, diikuti oleh gambar Pemimpin Tertinggi Ali Khamenei dengan api di sekelilingnya. Kelompok peretas itu menyebut dirinya "Adalat Ali", atau Keadilan Ali.

Buletin berita TV pada hari Sabtu diinterupsi sekitar pukul 18:00 waktu setempat dengan gambar-gambar yang mencakup pemimpin tertinggi Iran dengan cross hair atau tanda target di kepalanya, foto-foto Amini dan tiga wanita lain yang terbunuh dalam protes baru-baru ini.

Salah satu keterangannya berbunyi "bergabung dengan kami dan bangkit", sementara yang lain mengatakan "darah pemuda kami menetes dari kakimu".

Gangguan hanya berlangsung beberapa detik sebelum terputus seperti dilansir dari BBC, Minggu (9/10/2022).

Pertunjukan pemberontakan seperti itu terhadap Ayatollah Ali Khamenei secara historis jarang terjadi, dan dia memegang kekuasaan yang hampir penuh di Iran. Tapi setelah kematian Amini, ada beberapa perbedaan pendapat terbuka muncul.

Juga pada hari Sabtu, muncul video di media sosial yang tampaknya menunjukkan mahasiswi di sebuah universitas di Teheran meneriakkan "tersesat" selama kunjungan Presiden Iran Ebrahim Raisi.



Sebelumnya pada hari itu, dua orang tewas di Sanandaj, termasuk seorang pria yang ditembak di mobilnya setelah dia membunyikan klakson untuk mendukung para pengunjuk rasa. Sebuah video yang dibagikan secara online juga menunjukkan seorang wanita yang tertembak di leher terbaring tak sadarkan diri di tanah di Masyhad.

Di Sanandaj, seorang pejabat polisi mengatakan seorang pria telah dibunuh oleh "kontra-revolusioner", kantor berita pemerintah IRNA melaporkan.

Pada hari Jumat, Organisasi Kedokteran Forensik Iran mengatakan Amini telah meninggal karena kegagalan beberapa organ yang disebabkan oleh hipoksia serebral dan bukan karena pukulan di kepala, seperti yang dikatakan oleh keluarga dan pengunjuk rasa.



Amini ditahan di Teheran oleh polisi moral Iran karena diduga tidak menutupi rambutnya dengan benar. Perempuan Kurdi Iran berusia 22 tahun itu meninggal dalam tahanan pada 16 September, tiga hari setelah penangkapannya.

Kelompok hak asasi Iran mengatakan lebih dari 150 orang telah tewas sejak protes di Republik Islam itu dimulai pada 17 September.

Toko-toko di beberapa kota telah ditutup untuk mendukung para pengunjuk rasa, termasuk di pasar Teheran di mana beberapa orang membakar pos polisi dan mengusir pasukan keamanan.

Protes mencapai bazaar di Teheran akan membunyikan lonceng alarm dengan para pemimpin Iran telah menghitung pedagang sebagai pendukung mereka.



(ian)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1055 seconds (0.1#10.140)