Raisi kepada Mahasiswa Iran: Jangan Biarkan Impian Musuh Jadi Kenyataan
loading...
A
A
A
TEHERAN - Presiden Iran, Ebrahim Raisi mengatakan, mahasiswa di negara itu tidak akan membiarkan mimpi palsu musuh menjadi kenyataan. Pernyataan itu dikeluarkan di tengah aksi protes yang dipicu oleh kematian Mahsa Amini memasuki minggu keempat mereka.
Gelombang kerusuhan telah mengguncang Iran sejak wanita Kurdi berusia 22 tahun itu meninggal pada 16 September lalu. Itu terjadi setelah dia ditangkap oleh polisi moral di Teheran karena diduga gagal mematuhi aturan berpakaian ketat republik Islam itu untuk wanita.
Kekerasan jalanan telah menyebabkan puluhan kematian, sebagian besar pengunjuk rasa tetapi juga anggota pasukan keamanan, dan pertemuan telah dilaporkan di universitas dan sekolah di seluruh negeri.
"Musuh mengira bisa mengejar keinginannya di universitas, tidak menyadari bahwa mahasiswa dan profesor kami bangun dan tidak akan membiarkan mimpi palsu musuh menjadi kenyataan," kata Raisi, menurut pernyataan kepresidenan, seperti dikutip dari France 24, Sabtu (8/10/2022).
Pernyataan Raisi datang ketika dia menghadiri upacara yang menandai awal tahun akademik di Al-Zahra Teheran, universitas khusus wanita pertama di Iran, yang didirikan pada 1964.
"Akademisi pasti akan mengalahkan musuh di bidang ilmu dan pengetahuan serta di bidang lainnya," ujarnya.
Pada hari Minggu, kantor berita Fars melaporkan unjuk rasa di Universitas Al-Zahra, di mana para mahasiswi mengadakan protes untuk mendukung Amini.
Kelas tatap muka ditangguhkan mulai Senin di Universitas Sharif Teheran, universitas ilmiah terkemuka Iran, setelah insiden kekerasan antara mahasiswa dan pasukan keamanan menggunakan gas air mata dan paintball serta membawa senjata yang menembakkan peluru baja yang tidak mematikan, media lokal melaporkan.
Gelombang kerusuhan telah mengguncang Iran sejak wanita Kurdi berusia 22 tahun itu meninggal pada 16 September lalu. Itu terjadi setelah dia ditangkap oleh polisi moral di Teheran karena diduga gagal mematuhi aturan berpakaian ketat republik Islam itu untuk wanita.
Kekerasan jalanan telah menyebabkan puluhan kematian, sebagian besar pengunjuk rasa tetapi juga anggota pasukan keamanan, dan pertemuan telah dilaporkan di universitas dan sekolah di seluruh negeri.
"Musuh mengira bisa mengejar keinginannya di universitas, tidak menyadari bahwa mahasiswa dan profesor kami bangun dan tidak akan membiarkan mimpi palsu musuh menjadi kenyataan," kata Raisi, menurut pernyataan kepresidenan, seperti dikutip dari France 24, Sabtu (8/10/2022).
Pernyataan Raisi datang ketika dia menghadiri upacara yang menandai awal tahun akademik di Al-Zahra Teheran, universitas khusus wanita pertama di Iran, yang didirikan pada 1964.
"Akademisi pasti akan mengalahkan musuh di bidang ilmu dan pengetahuan serta di bidang lainnya," ujarnya.
Pada hari Minggu, kantor berita Fars melaporkan unjuk rasa di Universitas Al-Zahra, di mana para mahasiswi mengadakan protes untuk mendukung Amini.
Kelas tatap muka ditangguhkan mulai Senin di Universitas Sharif Teheran, universitas ilmiah terkemuka Iran, setelah insiden kekerasan antara mahasiswa dan pasukan keamanan menggunakan gas air mata dan paintball serta membawa senjata yang menembakkan peluru baja yang tidak mematikan, media lokal melaporkan.
(ian)