3 Dampak Perang Rusia-Ukraina bagi Indonesia

Jum'at, 07 Oktober 2022 - 17:00 WIB
loading...
3 Dampak Perang Rusia-Ukraina bagi Indonesia
3 Dampak Perang Rusia-Ukraina bagi Indonesia. FOTO/Reuters
A A A
JAKARTA - Dampak perang Rusia-Ukraina bukan semata-mata hanya merugikan dua negara yang terlibat saja, tetapi juga seluruh dunia, termasuk Indonesia pun ikut terdampak. Rusia mengubah keseluruhan fokusnya pada sektor keamanan dan pertahanan, dan mengesampingkan sektor ekonomi-bisnis.

Presiden Jokowi menyikapi Perang di Ukraina sebagai tragedi kemanusiaan yang luar biasa dan berdampak terhadap ekonomi global. Ia menyampaikan, jika hukum internasional tidak dihormati, multilateralisme ditinggalkan, unilateralisme dikedepankan, maka yang terjadi di Ukraina dapat terjadi di wilayah lain.



Ketua Komisi I DPR Meutya Hafid pun menambahkan, pemerintah Indonesia perlu waspada terhadap dampak geopolitik, geoekonomi, dan geostrategi, meski dampak langsung dari konflik Rusia-Ukraina masih berskala regional. Namun, tetap dapat mempengaruhi ekonomi Indonesia dalam jangka panjang.

Oleh karena itu, pemerintah Indonesia perlu menyiapkan strategi jangka pendek serta jangka panjang untuk menghadapi dampak krisis moneter akibat perang Rusia-Ukraina, melalui sistem proteksionisme dan pembentukan aliansi-aliansi global baru.

Berikut 3 dampak perang Rusia-Ukraina bagi Indonesia:

1. Kenaikan Harga Komoditas Energi
Rusia menjadi salah satu negara produsen minyak mentah terbesar kedua di dunia, produsen batu bara terbesar ketiga di dunia, produsen Liquefied Natural Gas (LNG) atau gas alam cair terbesar ketujuh di dunia. Namun, kini Rusia sedang mendisrupsi sementara rantai pasok energi dunia.

Kenaikan harga paling tinggi pada komoditas energi, terjadi pada harga minyak terhitung mencapai USD100 per barelnya, dari sebelumnya sekitar USD60-65. Hal itu pun memicu kenaikan harga pada komoditas lain, seperti nikel dan Crude Palm Oil (CPO) atau minyak kelapa sawit.

Sehingga beberapa negara yang turut disupply, terpaksa mengalami kelangkaan energi. Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) pun tidak dapat memenuhi kebutuhan energi sebab harganya sangat melonjak.

Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1939 seconds (0.1#10.140)