Ebola Mewabah di Uganda, Negara Afrika Ini Waspada
loading...
A
A
A
ABUJA - Badan pengawas kesehatan Nigeria meminta negara itu untuk waspada atas wabah Ebola di Uganda. Dalam peringatannya, badan itu menyebut penyakit virus hemoragik, yang terkenal dengan tingkat kematiannya yang tinggi, dapat menyebar ke negara itu melalui penumpang moda transportasi udara.
“Kemungkinan impor ke Nigeria tinggi karena meningkatnya perjalanan udara antara Nigeria dan Uganda, terutama melalui bandara Nairobi Kenya, pusat transportasi regional, dan negara-negara tetangga lainnya yang berbatasan langsung dengan Uganda,” demikian pernyataan yang dirilis Pusat Pengendalian Penyakit Nigeria (NCDC) seperti dikutip dari Russia Today, Kamis (6/10/2022).
Badan itu memperingatkan bahwa jika masuk, virus itu dapat menyebar di dalam negeri melalui pertemuan massal, demonstrasi politik, upacara keagamaan atau festival. Pernyataan itu juga mengatakan sistem nasional untuk mendeteksi infeksi Ebola sekarang dalam mode waspada.
Meski begitu, NCDC menjelaskan bahwa sementara risiko yang ditimbulkan oleh virus itu tinggi, Nigeria memiliki teknologi, tenaga medis terlatih, dan kapasitas pengujian untuk merespons secara efektif jika terjadi wabah. Badan tersebut mengutip pengalaman negara itu dalam menangani wabah yang sama pada tahun 2014 lalu.
Epidemi hampir satu dekade lalu adalah yang terbesar dalam catatan. Infeksi menyebar jauh dari Afrika Barat, di mana endemik pada hewan, dan mencapai Eropa serta Amerika Serikat (AS).
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) melaporkan 28.616 kasus yang dicurigai, kemungkinan, dan dikonfirmasi serta 11.310 kematian di Guinea, Sierra Leone, dan Liberia, tiga negara yang paling terkena dampak.
Otoritas kesehatan di Uganda mengumumkan keadaan darurat Ebola pada 20 September, setelah kasus fatal pertama dalam tiga tahun dikonfirmasi di negara itu.
Menurut Kementerian Kesehatan Uganda dilaporkan telah banyak yang pasien yang memiliki gejala serupa, dan pada minggu lalu, negara itu memiliki 43 kasus yang dikonfirmasi dan sembilan kematian.
“Kemungkinan impor ke Nigeria tinggi karena meningkatnya perjalanan udara antara Nigeria dan Uganda, terutama melalui bandara Nairobi Kenya, pusat transportasi regional, dan negara-negara tetangga lainnya yang berbatasan langsung dengan Uganda,” demikian pernyataan yang dirilis Pusat Pengendalian Penyakit Nigeria (NCDC) seperti dikutip dari Russia Today, Kamis (6/10/2022).
Badan itu memperingatkan bahwa jika masuk, virus itu dapat menyebar di dalam negeri melalui pertemuan massal, demonstrasi politik, upacara keagamaan atau festival. Pernyataan itu juga mengatakan sistem nasional untuk mendeteksi infeksi Ebola sekarang dalam mode waspada.
Meski begitu, NCDC menjelaskan bahwa sementara risiko yang ditimbulkan oleh virus itu tinggi, Nigeria memiliki teknologi, tenaga medis terlatih, dan kapasitas pengujian untuk merespons secara efektif jika terjadi wabah. Badan tersebut mengutip pengalaman negara itu dalam menangani wabah yang sama pada tahun 2014 lalu.
Epidemi hampir satu dekade lalu adalah yang terbesar dalam catatan. Infeksi menyebar jauh dari Afrika Barat, di mana endemik pada hewan, dan mencapai Eropa serta Amerika Serikat (AS).
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) melaporkan 28.616 kasus yang dicurigai, kemungkinan, dan dikonfirmasi serta 11.310 kematian di Guinea, Sierra Leone, dan Liberia, tiga negara yang paling terkena dampak.
Otoritas kesehatan di Uganda mengumumkan keadaan darurat Ebola pada 20 September, setelah kasus fatal pertama dalam tiga tahun dikonfirmasi di negara itu.
Menurut Kementerian Kesehatan Uganda dilaporkan telah banyak yang pasien yang memiliki gejala serupa, dan pada minggu lalu, negara itu memiliki 43 kasus yang dikonfirmasi dan sembilan kematian.