Mengapa Suriah Mendukung Invasi Rusia ke Ukraina? Ternyata ini Penyebabnya!

Selasa, 27 September 2022 - 17:54 WIB
loading...
Mengapa Suriah Mendukung Invasi Rusia ke Ukraina? Ternyata ini Penyebabnya!
Foto/Ilustrasi/Sindonews
A A A
JAKARTA - Rusia masih terus melanjutkan invasinya terhadap Ukraina yang telah dimulai sejak Februari 2022. Meski telah mendapat berbagai kecaman dan sanksi dari dunia internasional, nyatanya Kremlin tetap tidak bergeming dengan tindakannya.

Dari sekian banyak negara yang menentang tindakan Rusia terhadap Ukraina, ada sebuah dukungan langka yang terjadi dalam Majelis Umum PBB. Adapun dukungan tersebut berasal dari negara Timur Tengah, Suriah.

Dikutip dari laman France24, dalam Majelis Umum PBB pada Senin, (26/09/2022) Suriah melalui Menteri Luar Negeri Faisal al-Meqdad menyebut negaranya berada di posisi pendukung Moskow.

"Suriah menegaskan kembali posisinya pada operasi militer khusus Rusia di Ukraina dan hak Rusia untuk mempertahankan dan mengamankan wilayahnya sendiri," ucap Menteri Luar Negeri Faisal al-Meqdad Majelis Umum PBB.



Sebelumnya, Suriah telah berada di belakang Rusia dan mengakui Republik-Republik yang memisahkan diri di Ukraina. Tak hanya itu, bahkan negara Timur Tengah ini menawarkan bantuan untuk mengirim pasukan Suriah dan berperang bersama pasukan Vladimir Putin.

Lantas, hal apakah yang mendasari Suriah mendukung invasi Rusia ke Ukraina?

Dari sekian banyak faktor, salah satu yang cukup mendasar adalah hubungan dekat antar kedua negara ini. Dikutip dari laman Al Jazeera, hubungan antara Moskow dan Damaskus telah tumbuh lebih dekat setelah Putin melakukan intervensi militer dalam perang saudara di Suriah.

Bukan untuk melawannya, Rusia memiliki tujuan untuk membantu kekuasaan Presiden Bashar al-Assad. Pada 30 September 2015, Kremlin resmi memasuki perang saudara Suriah.



Hebatnya, intervensi militer yang dilakukan ini sukses menghentikan kemajuan pasukan oposisi yang didukung negara Barat dan Turki. Secara tidak langsung, langkah campur tangan ini membuka jalan baru bagi kehadiran Rusia di Timur Tengah.

Lebih lanjut, alasan Rusia melakukan intervensi militer kala itu karena merasa kejatuhan Al-Assad bisa mengancam kepentingan Moskow dan menghabisi sekutu regional lain yang dimiliki. Selain itu, hubungan yang tidak bersahabat dengan negara Barat juga mendasari penempatan pasukan di Suriah.

Pada timbal baliknya, Suriah dibawah Presiden Bashar al-Assad memihak Rusia pada 2018 dan mengakui dua Republik yang memisahkan diri, yakni Abkhazia dan Ossetia Selatan yang diakui secara internasional sebagai bagian Georgia.

Tak hanya itu, Damaskus juga mengakui kemerdekaan negara-negara di wilayah Donetsk dan Luhansk Ukraina. Hal ini pada akhirnya mengakibatkan putusnya hubungan diplomatik antara Kiev dan Suriah.



(ian)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1772 seconds (0.1#10.140)