Tambah Pasukan di Ukraina, Putin Dilaporkan Tarik Pasukan Terjun Payung dari Suriah

Rabu, 21 September 2022 - 05:38 WIB
loading...
Tambah Pasukan di Ukraina,...
Presiden Rusia Vladimir Putin dilaporkan menarik pasukan terjun payung dari Suriah untuk menambah pasukan di Ukrainna. Foto/Ilustrasi
A A A
KIEV - Seorang pejabat Kiev mengatakan Presiden Rusia Vladimir Putin menarik pasukan terjun payung dari Suriah untuk menambah pasukan di Ukraina.

Putin meluncurkan invasi Ukraina pada 24 Februari 2022, berharap militernya yang besar akan membawanya kepada kemenangan cepat. Namun, Ukraina merespons dengan pertahanan yang lebih kuat dari perkiraan, mencegah Moskow membuat kemenangan substansial setelah tujuh bulan pertempuran. Faktanya, pasukan Ukraina kini telah melancarkan serangan balasan untuk merebut kembali wilayah-wilayah utama yang sebelumnya diduduki oleh Rusia.

Moskow telah menangani banyak sekali masalah seputar pasukan mereka selama konflik, karena muncul laporan bahwa banyak tentara tidak memiliki motivasi dan kepemimpinan yang kuat. Kondisi ini membuat perbandingan yang tajam dengan upaya pertahanan yang bersemangat dari Ukraina.

Tantangan-tantangan ini telah memaksa Rusia untuk beralih ke cara-cara kreatif untuk merekrut dan mempertahankan tentara untuk terus berperang di Ukraina.



Staf Umum Angkatan Bersenjata Ukraina mengatakan bahwa di tengah kekurangan personel ini, Rusia sekarang mentransfer resimen penting pasukan terjun payung dari Suriah ke Ukraina.

"Karena tindakan mobilisasi tersembunyi yang gagal, kepemimpinan politik-militer Federasi Rusia telah memutuskan untuk menarik unit Resimen Pasukan Terjun payung ke-217 dari wilayah Republik Arab Suriah dan sekitarnya. Persiapan untuk bergerak ke Ukraina," tulis Staf Umum Angkatan Bersenjata Ukraina dalam pembaruan operasional harian seperti dikutip dari Newsweek, Rabu (21/9/2022).

Resimen Pasukan Terjun Payung ke-217 Rusia, yang didirikan pada 1940-an, adalah sekelompok tentara berpengalaman yang sebelumnya dikirim ke Belarusia pada Januari 2022, sebulan sebelum Putin memerintahkan "operasi militer khusus" Ukraina.

Rusia telah memiliki kehadiran militer di Suriah, negara Timur Tengah perang saudara di mana Presiden Suriah Bashar al-Assad dan Putin adalah sekutu kunci. Bahkan ketika banyak pemimpin dunia lainnya mengutuk "operasi militer khusus" Rusia di Ukraina, Assad tetap menjadi salah satu pendukungnya. Perang Suriah sedang berlangsung setelah lebih dari satu dekade pertempuran.

Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1482 seconds (0.1#10.140)