Aksi Demonstrasi di Iran Makan Korban
loading...
A
A
A
TEHERAN - Aksi demonstrasi di Iran yang dipicu kematian seorang wanita muda dalam tahanan memakan korban tewas. Namun terdapat perbedaan jumlah korban antara otoritas Iran dengan kelompok hak asasi manusia (HAM).
Gubernur provinsi Kurdistan Iran mengkonfirmasi kematian 3 orang selama aksi protes di wilayah itu dan menuduh demonstran anti pemerintah bertanggung jawab atas kematian tersebut.
Esmail Zarei-Kousha mengatakan tiga orang dari berbagai daerah di Kurdistan tewas selama “pertemuan ilegal.”
“Penyelidikan telah menunjukkan bahwa orang-orang ini ditembak dan dibunuh oleh musuh rezim dan dengan senjata yang tidak digunakan oleh pasukan keamanan dan militer di provinsi tersebut,” katanya seperti dikutip dari Al Arabiya, Rabu (21/9/2022).
Dia tidak merinci kapan kematian itu terjadi. Ia juga menuduh kelompok oposisi berusaha membunuh pengunjuk rasa dan menyalahkan rezim.
Sementara itu sebuah kelompok hak asasi Kurdi Iran pada hari Senin mengatakan setidaknya empat orang tewas, lebih dari selusin terluka, dan seorang gadis 10 tahun berada dalam kondisi kritis setelah ditembak di kepala oleh pasukan keamanan.
Kelompok hak asasi Hengaw mengatakan pasukan keamanan Iran menembaki pengunjuk rasa di kota Saqqez, kampung halaman Mahsa Amini yang tewas di tahanan, di provinsi Kurdistan, menewaskan dua orang.
"Di Divandarreh, juga di provinsi Kurdistan, di mana bentrokan hebat meletus antara pengunjuk rasa dan pasukan keamanan sebelumnya pada Senin, setidaknya dua warga meninggal setelah dibawa ke Rumah Sakit Kosar di Sanandaj dan 15 lainnya terluka,” kata Hengaw.
Kelompok hak asasi itu juga mengatakan bahwa seorang gadis berusia 10 tahun berada dalam kondisi kritis setelah ditembak di kepala di Bukan, sebuah kota di provinsi Azerbaijan Barat.
Video yang dibagikan di Twitter menunjukkan para pengunjuk rasa di beberapa kota bentrok dengan pasukan keamanan Iran pada Senin malam dan meneriakkan slogan-slogan menentang rezim serta otoritas tertingginya, Pemimpin Spiritual Tertinggi Ali Khamenei.
Gubernur provinsi Kurdistan Iran mengkonfirmasi kematian 3 orang selama aksi protes di wilayah itu dan menuduh demonstran anti pemerintah bertanggung jawab atas kematian tersebut.
Esmail Zarei-Kousha mengatakan tiga orang dari berbagai daerah di Kurdistan tewas selama “pertemuan ilegal.”
“Penyelidikan telah menunjukkan bahwa orang-orang ini ditembak dan dibunuh oleh musuh rezim dan dengan senjata yang tidak digunakan oleh pasukan keamanan dan militer di provinsi tersebut,” katanya seperti dikutip dari Al Arabiya, Rabu (21/9/2022).
Dia tidak merinci kapan kematian itu terjadi. Ia juga menuduh kelompok oposisi berusaha membunuh pengunjuk rasa dan menyalahkan rezim.
Sementara itu sebuah kelompok hak asasi Kurdi Iran pada hari Senin mengatakan setidaknya empat orang tewas, lebih dari selusin terluka, dan seorang gadis 10 tahun berada dalam kondisi kritis setelah ditembak di kepala oleh pasukan keamanan.
Kelompok hak asasi Hengaw mengatakan pasukan keamanan Iran menembaki pengunjuk rasa di kota Saqqez, kampung halaman Mahsa Amini yang tewas di tahanan, di provinsi Kurdistan, menewaskan dua orang.
"Di Divandarreh, juga di provinsi Kurdistan, di mana bentrokan hebat meletus antara pengunjuk rasa dan pasukan keamanan sebelumnya pada Senin, setidaknya dua warga meninggal setelah dibawa ke Rumah Sakit Kosar di Sanandaj dan 15 lainnya terluka,” kata Hengaw.
Kelompok hak asasi itu juga mengatakan bahwa seorang gadis berusia 10 tahun berada dalam kondisi kritis setelah ditembak di kepala di Bukan, sebuah kota di provinsi Azerbaijan Barat.
Video yang dibagikan di Twitter menunjukkan para pengunjuk rasa di beberapa kota bentrok dengan pasukan keamanan Iran pada Senin malam dan meneriakkan slogan-slogan menentang rezim serta otoritas tertingginya, Pemimpin Spiritual Tertinggi Ali Khamenei.