Kebijakan Glasnost Mikhail Gorbachev Buat Muslim Rusia Bebas Beribadah dan Berpolitik

Jum'at, 02 September 2022 - 19:47 WIB
loading...
Kebijakan Glasnost Mikhail Gorbachev Buat Muslim Rusia Bebas Beribadah dan Berpolitik
Mikhail Gorbachev. Foto/Britannica
A A A
JAKARTA - Meskipun Mikhail Gorbachev telah meninggal namun peran besarnya dalam membuat glasnost yang masih berlaku hingga saat ini punya pengaruh besar terhadap sistem politik Negeri Tirai Besi.

Melansir dari laman britanica, Mantan presiden Rusia ini menghembuskan nafas terakhirnya pada Selasa 30 Agustus 2022 kemarin. Mikhail Gorbachev menjabat sebagai presiden pada tahun 1990 sampai 1991 dimana sebelumnya dia sempat memimpin Uni Soviet.

Pencapaian besarnya ialah ketika sempat meraih nobel perdamaian pada tahun 1990. Penghargaan ini diberikan berkat keberhasilannya mengakhiri perang dingin antara Timur dan Barat dengan damai.

Pada tahun 1985 Gorbachev terpilih sebagai pemimpin baru Uni Soviet. Dia berusaha untuk mereformasi komunisme, dan memperkenalkan konsep "glasnost" (keterbukaan) dan "perestroika" (perubahan).



Tidak seperti perestroika yang merupakan kebijakan pembangunan negara dari sisi ekonomi. Glasnost lebih menekankan pada hubungan sosial dalam pemerintahan.

Dilansir dari time.com, Dalam wawancara dengan TIME Mikhail Gorbachev sempat menjelaskan bahwa "tujuh puluh tujuh persen orang Rusia mengatakan mereka ingin hidup di negara yang bebas dan demokratis," karena itulah dia membentuk glasnost untuk mereka.

Glasnost yang berarti "keterbukaan" ini merupakan kebijakan tentang diskusi terbuka tentang masalah politik dan sosial. Dimana Mikhail Gorbachev pada akhir 1980-an dan memulai demokratisasi Uni Soviet.

Pada akhirnya struktur politik Uni Soviet berubah drastis. kekuatan Partai Komunis berkurang, dan pemilihan multi-kandidat berlangsung.

Kebijakan ini juga mengizinkan kritik terhadap pejabat pemerintah dan memungkinkan media menyebarkan berita dan informasi secara lebih bebas.



Dalam hal ini Uni Soviet mulai terbuka pada semua agama termasuk Islam yang saat itu juga terdapat di dalamnya.

Dirangkum dari tulisan Washington Post, Gorbachev juga sempat mengatakan kepada para anggota gereja bahwa "undang-undang baru tentang kebebasan hati nurani, yang sekarang sedang disusun, akan mencerminkan kepentingan organisasi-organisasi keagamaan."

Dengan keterbukaan ini membuat seluruh agama dapat menjalankan ibadah mereka dan negara juga tak ikut campur dalam urusan hak orang yang beriman untuk menjalankan agamanya.

Hal ini tentu merupakan perubahan besar bagi Uni Soviet kala itu karena sebelumnya pemerintah sempat berhenti mengizinkan beberapa tempat beribadah untuk beroperasi.



(ian)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1550 seconds (0.1#10.140)