Serbia Peringatkan NATO soal Perlindungan Minoritas di Kosovo

Senin, 22 Agustus 2022 - 19:42 WIB
loading...
Serbia Peringatkan NATO...
Presiden Serbia Aleksandar Vucic. Foto/REUTERS
A A A
BELGRADE - Pasukan penjaga perdamaian NATO di Kosovo harus “melakukan tugas mereka” dalam melindungi minoritas Serbia, atau Serbia akan melakukannya secara sepihak.

Peringatan itu diungkapkan Presiden Serbia Aleksandar Vucic pada Minggu (21/8/2022).

Dalam pidato yang disiarkan televisi setelah bertemu warga Serbia Kosovo, pidato Vucuc datang beberapa hari setelah pembicaraan yang ditengahi Uni Eropa (UE) antara para pemimpin Serbia dan Kosovo gagal.

Inti dari perselisihan antara negara Balkan dan provinsi yang memisahkan diri adalah dorongan Kosovo menyatakan dokumen identitas Serbia dan plat nomor kendaraan Serbia tidak valid di wilayahnya.



Akibatnya, ketegangan berkobar pada akhir Juli, dengan etnis Serbia di utara Kosovo memblokir jalan dan mendirikan barikade.

Setelah intervensi UE, Kosovo setuju menunda pelaksanaan kebijakan tersebut hingga 1 September.

“Kami tidak punya tempat untuk pergi, kami terpojok,” ujar Vucic.

Dia menambahkan, “Kami akan menyelamatkan orang-orang kami dari penganiayaan dan pogrom, jika NATO tidak mau melakukannya.”



Meskipun Serbia dan Kosovo dijadwalkan melanjutkan pembicaraan, Vucic tidak optimis untuk meredakan krisis.

Vucic beralasan otoritas Kosovo di Prishtina telah menolak semua “solusi kompromi.”

“Kami akan mencari kompromi dalam 10 hari ke depan, tetapi saya khawatir Rubicon telah dilintasi sejak lama,” dia menekankan, menuduh pihak berwenang Kosovo berusaha “akhirnya mengeluarkan orang-orang Serbia” dari provinsi yang memisahkan diri itu. Pernyataan itu telah berulang kali dibantah Prishtina.

Presiden Serbia juga mengkritik NATO karena meningkatkan kehadirannya di Kosovo utara, di mana sekitar setengah dari semua warga Serbia tinggal.

Menurut laporan media sebelumnya, Pasukan Kosovo yang dipimpin NATO (KFOR) mengerahkan sejumlah besar pasukan ke dua pos pemeriksaan di perbatasan antara Serbia dan Kosovo, bersumpah untuk campur tangan jika perlu.

Sampai sekarang, sekitar 3.600 tentara NATO ditempatkan di Kosovo.

Kosovo mendeklarasikan kemerdekaan pada 2008. Namun, Serbia, bersama dengan Rusia dan China menolak untuk mengakuinya.

Sebelumnya, Moskow menuduh Barat memicu konflik antara Beograd dan Pristina serta menekan Serbia mengadopsi sanksi anti-Rusia yang didukung sebagian besar benua Eropa.

Kosovo menyalahkan Rusia atas eskalasi itu dengan mengklaim Moskow berusaha mengalihkan perhatian internasional dari serangan militernya di Ukraina.

(sya)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1760 seconds (0.1#10.140)