Bibirnya Dipatuk, Balita Ini Balas Gigit Seekor Ular Sampai Mati
loading...
A
A
A
Menurut WHO, sekitar 81.000 hingga 138.000 orang meninggal setiap tahun akibat gigitan ular dengan sekitar tiga kali lebih banyak amputasi dan cacat permanen yang diakibatkannya setiap tahun.
Namun, badan itu memperingatkan bahwa pelaporan gigitan dan kematian ular yang kurang adalah hal biasa. Kebanyakan insiden itu terjadi di Afrika, Asia dan Amerika Latin.
Gigitan ular berbisa dapat menyebabkan keadaan darurat medis akut yang melibatkan kelumpuhan parah, gangguan pendarahan, gagal ginjal ireversibel dan kerusakan jaringan yang parah.
Anak-anak rentan terhadap efek yang lebih parah dan dapat mengalami efek lebih cepat daripada orang dewasa karena massa tubuh mereka yang lebih kecil.
WHO mengatakan sebagian besar kematian dan konsekuensi serius dari gigitan ular dapat dicegah dengan membuat antivenom yang aman dan efektif tersedia lebih luas.
Organisasi tersebut tahun lalu memperingatkan bahwa sangat sedikit negara yang memiliki kapasitas untuk memproduksi racun ular dengan kualitas yang memadai untuk memproduksi antivenom.
Dikatakan beberapa produsen telah menghentikan produksi antivenom karena permintaan yang rendah sementara harga beberapa produk telah meningkat secara dramatis dalam 20 tahun terakhir.
Menurut WHO, produk antivenom yang tidak tepat, belum teruji dan palsu juga telah merusak kepercayaan pada pengobatan tersebut.
Namun, badan itu memperingatkan bahwa pelaporan gigitan dan kematian ular yang kurang adalah hal biasa. Kebanyakan insiden itu terjadi di Afrika, Asia dan Amerika Latin.
Gigitan ular berbisa dapat menyebabkan keadaan darurat medis akut yang melibatkan kelumpuhan parah, gangguan pendarahan, gagal ginjal ireversibel dan kerusakan jaringan yang parah.
Anak-anak rentan terhadap efek yang lebih parah dan dapat mengalami efek lebih cepat daripada orang dewasa karena massa tubuh mereka yang lebih kecil.
WHO mengatakan sebagian besar kematian dan konsekuensi serius dari gigitan ular dapat dicegah dengan membuat antivenom yang aman dan efektif tersedia lebih luas.
Organisasi tersebut tahun lalu memperingatkan bahwa sangat sedikit negara yang memiliki kapasitas untuk memproduksi racun ular dengan kualitas yang memadai untuk memproduksi antivenom.
Dikatakan beberapa produsen telah menghentikan produksi antivenom karena permintaan yang rendah sementara harga beberapa produk telah meningkat secara dramatis dalam 20 tahun terakhir.
Menurut WHO, produk antivenom yang tidak tepat, belum teruji dan palsu juga telah merusak kepercayaan pada pengobatan tersebut.