Istri Kim Jong-un Digambarkan 'Kotor', Korut Marah
loading...
A
A
A
PYONGYANG - Rezim Kim Jong-un yang memerintah Korea Utara (Korur) marah dengan selebaran propaganda anti-rezim yang diluncurkan para pembelot dari wilayah Korea Selatan (Korsel). Kemarahan dipicu oleh materi selebaran yang menggambarkan istri Kim sebagai sosok "kotor".
Reaksi kejengkelan pemerintah Korea Utara itu diungkap Duta Besar Rusia di Pyongyang, Alexander Matsegora. Menurutnya, reaksi itu dilontarkan dalam serangkaian kecaman keras pemerintah terhadap kelompok pembelot selama beberapa pekan terakhir.
Biasanya, selebaran-selebaran propaganda anti-rezim Kim melekat pada balon udara atau mengapung dalam botol yang menyeberang dari wilayah Korea Selatan ke Korea Utara.
Kampanye propaganda oleh kelompok pembelot telah lama menjadi titik pertikaian antara kedua Korea. Namun, kali ini, Pyongyang meningkatkan tekanannya terhadap Seoul untuk bertindak, termasuk dengan meledakkan kantor penghubung dua Korea dan mengancam meluncurkan aksi militer.
Salah satu peluncuran selebaran terbaru yang dilakukan pada 31 Mei telah memuat materi yang mencitrakan Ibu Negara Korea Utara Ri Sol-ju sebagai sosok "kotor". Menurut Dubes Matsegora, penggambaran itu sudah keterlaluan dan memicu kemarahan serius di Pyongyang.
Rusia adalah salah satu sekutu utama Korea Utara dan Matsegora merupakan salah satu duta besar terlama di Pyongyang.
"Selebaran itu berisi propaganda kotor dan menghina, yang khusus ditujukan untuk pasangan pemimpin (Kim Jong-un)," kata Matsegora yang dikutip dari kantor berita TASS, Selasa (30/6/2020).
"Mereka digambarkan dengan cara level rendah," ujarnya. (Baca: Office 39, Markas Gelap Korut yang Jadi 'Mesin Uang' Kim Jong-un )
Diplomat Rusia itu juga menepis spekulasi bahwa adik perempuan Kim Jong-un, Kim Yo-jong, sedang dilatih sebagai pemimpin Korea Utara berikutnya.
Sejak awal Juni, Kim Yo-jong yang jadi penasihat utama kakaknya telah menjadi "wajah sikap" Pyongyang yang sangat agresif terhadap Korea Selatan atas selebaran-selebaran para pembelot Korut.
Reaksi kejengkelan pemerintah Korea Utara itu diungkap Duta Besar Rusia di Pyongyang, Alexander Matsegora. Menurutnya, reaksi itu dilontarkan dalam serangkaian kecaman keras pemerintah terhadap kelompok pembelot selama beberapa pekan terakhir.
Biasanya, selebaran-selebaran propaganda anti-rezim Kim melekat pada balon udara atau mengapung dalam botol yang menyeberang dari wilayah Korea Selatan ke Korea Utara.
Kampanye propaganda oleh kelompok pembelot telah lama menjadi titik pertikaian antara kedua Korea. Namun, kali ini, Pyongyang meningkatkan tekanannya terhadap Seoul untuk bertindak, termasuk dengan meledakkan kantor penghubung dua Korea dan mengancam meluncurkan aksi militer.
Salah satu peluncuran selebaran terbaru yang dilakukan pada 31 Mei telah memuat materi yang mencitrakan Ibu Negara Korea Utara Ri Sol-ju sebagai sosok "kotor". Menurut Dubes Matsegora, penggambaran itu sudah keterlaluan dan memicu kemarahan serius di Pyongyang.
Rusia adalah salah satu sekutu utama Korea Utara dan Matsegora merupakan salah satu duta besar terlama di Pyongyang.
"Selebaran itu berisi propaganda kotor dan menghina, yang khusus ditujukan untuk pasangan pemimpin (Kim Jong-un)," kata Matsegora yang dikutip dari kantor berita TASS, Selasa (30/6/2020).
"Mereka digambarkan dengan cara level rendah," ujarnya. (Baca: Office 39, Markas Gelap Korut yang Jadi 'Mesin Uang' Kim Jong-un )
Diplomat Rusia itu juga menepis spekulasi bahwa adik perempuan Kim Jong-un, Kim Yo-jong, sedang dilatih sebagai pemimpin Korea Utara berikutnya.
Sejak awal Juni, Kim Yo-jong yang jadi penasihat utama kakaknya telah menjadi "wajah sikap" Pyongyang yang sangat agresif terhadap Korea Selatan atas selebaran-selebaran para pembelot Korut.