Tiga Jam Rasakan Sakit, Eksekusi Terpidana Ini Terpanjang dalam Sejarah AS

Selasa, 16 Agustus 2022 - 16:46 WIB
loading...
Tiga Jam Rasakan Sakit, Eksekusi Terpidana Ini Terpanjang dalam Sejarah AS
Tiga jam merasakan sakit, eksekusi terhadap Joe Nathan James Jr (50) menyita perhatian organisasi HAM AS. Foto/Kolase/Sindonews
A A A
WASHINGTON - Seorang terpidana mati di Alabama, Amerika Serikat (AS) mengalami rasa sakit selama 3 jam selama eksekusinya. Ini menjadikan proses injeksi mematikan terpanjang yang tercatat dalam sejarah AS, menurut laporan organisasi hak asasi manusia (HAM) .

Joe Nathan James Jr (50) dinyatakan bersalah dan dijatuhi hukuman mati atas penembakan fatal tahun 1994 terhadap pacarnya Faith Hall (26) di Birmingham.

Pemeriksaan oleh organisasi HAM, Reprieve US, memperkirakan bahwa pejabat di fasilitas pemasyarakatan Atmore, Alabama, membutuhkan waktu antara tiga dan tiga setengah jam untuk melakukan suntikan mematikan kepada James.

Lembaga Pemasyarakatan William C. Holman menetapkan eksekusi James pukul 6 sore pada tanggal 28 Juli, meskipun media dilarang masuk hingga pukul 20:57 waktu setempat. Kemudian, James dinyatakan meninggal pada pukul 21:27 waktu setempat.

Evaluasi otopsi mengungkapkan bahwa para pejabat tidak berhasil mencoba selama lebih dari tiga jam untuk memasukkan jalur IV. Tim eksekusi kemudian mencoba prosedur pemotongan, menurut Reprieve US, yang akan menyebabkan James berjuang dan meninggalkannya dengan luka di tangan dan pergelangan tangannya.

"Menjatuhkan tahanan ke tiga jam rasa sakit dan penderitaan adalah definisi hukuman yang kejam dan tidak biasa," kata Direktur Reprieve US, Maya Foa.

"Negara tidak dapat terus berpura-pura bahwa praktik injeksi mematikan yang menjijikkan itu manusiawi," imbuhnya seperti dikutip dari Daily Mail, Selasa (16/8/2022).

Pejabat negara bagian Alabama tidak menjawab pertanyaan sehubungan dengan penundaan tiga jam eksekusi dan mengatakan tidak ada yang luar biasa.



"Saya tidak bisa terlalu menekankan proses ini," kata John Hamm, komisaris Departemen Pemasyarakatan Alabama (ADOC), dalam sebuah pernyataan.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2522 seconds (0.1#10.140)