Penulis Harry Potter Dukung Salman Rusdie, JK Rowling Diancam Dibunuh
loading...
A
A
A
EDINBURGH - Kepolisian Skotlandia sedang menyelidiki ancaman pembunuhan terhadap penulis novel Harry Potter JK Rowling atas dukungannya terhadap novelis Salman Rushdie yang ditikam pada Jumat.
Pihak berwenang mengungkapkan perkembangan itu pada Senin (15/8/2022).
Bereaksi terhadap serangan terhadap Salman Rushdie itu, Rowling mentweet, “Berita mengerikan. Merasa sangat sakit sekarang. Semoga dia baik-baik saja.”
Seorang pengguna menulis sebagai tanggapan, "Jangan khawatir Anda berikutnya." Tanggapan itu dianggap sebagai ancaman pembunuhan terhadap Rowling.
Rowling membagikan pesan itu dan akun yang mengancamnya segera ditangguhkan dan postingannya dihapus.
Penulis Harry Potter meyakinkan para pengikutnya, berterima kasih kepada mereka atas dukungan mereka, dengan mengatakan, "Polisi terlibat (sudah menangani ancaman lain)."
"Kami telah menerima laporan tentang ancaman online dan petugas sedang melakukan penyelidikan," ujar seorang juru bicara kepolisian.
Salman Rushdie, penulis warga Inggris-Amerika Serikat (AS) kelahiran India ditikam pada Jumat di Negara Bagian New York saat dia bersiap memberikan kuliah.
Kemungkinan motif serangan itu adalah novelnya tahun 1988 yang berjudul “The Satanic Verses”, yang dikutuk beberapa Muslim karena diduga menghina Islam dan kitab sucinya, Alquran.
Pada tahun 1989, Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ruhollah Khomeini mengeluarkan fatwa yang menyerukan kematian Rushdie.
Meski Iran secara resmi mencabut dekrit ini, satu yayasan keagamaan Iran masih memberikan hadiah USD3,3 juta untuk kepala penulis pada tahun 2012.
Tersangka penikaman adalah Hadi Matar, berumur 24 tahun, warga New Jersey. Menurut temuan awal, Matar “bersimpati terhadap ekstremisme Syiah dan Iran.”
Menurut keluarga Rushdie, penulis itu sekarang pulih dari luka-lukanya di rumah sakit dan telah melepas ventilator.
Rushdie dirawat karena luka-luka termasuk tiga luka tusuk di lehernya, empat luka tusuk di perutnya, dan luka di mata kanan dan dada. Akibatnya, sang novelis bisa kehilangan mata kanannya.
JK Rowling bukan satu-satunya figur publik terkemuka yang mengutuk serangan itu dan menawarkan dukungan kepada Salman Rushdie.
Presiden Prancis Emmanuel Macron dan Perdana Menteri (PM) Inggris Boris Johnson mengecam penusukan itu.
Stephen King, penulis terkenal lainnya, menyatakan harapan Rushdie baik-baik saja.
Antara lain, yang mengirim pesan dukungan, adalah Neil Gaiman, penulis Inggris, serta Ian McEwan dan Arundhati Roy, keduanya penulis pemenang Booker Prize.
Di masa lalu, Rowling telah dikritik karena sikapnya terhadap orang-orang transgender. Dia, khususnya, menentang penggunaan frasa "orang yang sedang menstruasi" sebagai ganti kata "wanita."
Ini tidak cocok dengan aktivis hak transgender, yang memposting foto rumahnya di Edinburgh di Twitter awal tahun ini.
Pada saat itu polisi menolak untuk mengambil tindakan terhadap dugaan “doxxing”, dengan mengatakan tidak ada kriminalitas yang ditetapkan.
Pihak berwenang mengungkapkan perkembangan itu pada Senin (15/8/2022).
Bereaksi terhadap serangan terhadap Salman Rushdie itu, Rowling mentweet, “Berita mengerikan. Merasa sangat sakit sekarang. Semoga dia baik-baik saja.”
Seorang pengguna menulis sebagai tanggapan, "Jangan khawatir Anda berikutnya." Tanggapan itu dianggap sebagai ancaman pembunuhan terhadap Rowling.
Rowling membagikan pesan itu dan akun yang mengancamnya segera ditangguhkan dan postingannya dihapus.
Penulis Harry Potter meyakinkan para pengikutnya, berterima kasih kepada mereka atas dukungan mereka, dengan mengatakan, "Polisi terlibat (sudah menangani ancaman lain)."
"Kami telah menerima laporan tentang ancaman online dan petugas sedang melakukan penyelidikan," ujar seorang juru bicara kepolisian.
Salman Rushdie, penulis warga Inggris-Amerika Serikat (AS) kelahiran India ditikam pada Jumat di Negara Bagian New York saat dia bersiap memberikan kuliah.
Kemungkinan motif serangan itu adalah novelnya tahun 1988 yang berjudul “The Satanic Verses”, yang dikutuk beberapa Muslim karena diduga menghina Islam dan kitab sucinya, Alquran.
Pada tahun 1989, Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ruhollah Khomeini mengeluarkan fatwa yang menyerukan kematian Rushdie.
Meski Iran secara resmi mencabut dekrit ini, satu yayasan keagamaan Iran masih memberikan hadiah USD3,3 juta untuk kepala penulis pada tahun 2012.
Tersangka penikaman adalah Hadi Matar, berumur 24 tahun, warga New Jersey. Menurut temuan awal, Matar “bersimpati terhadap ekstremisme Syiah dan Iran.”
Menurut keluarga Rushdie, penulis itu sekarang pulih dari luka-lukanya di rumah sakit dan telah melepas ventilator.
Rushdie dirawat karena luka-luka termasuk tiga luka tusuk di lehernya, empat luka tusuk di perutnya, dan luka di mata kanan dan dada. Akibatnya, sang novelis bisa kehilangan mata kanannya.
JK Rowling bukan satu-satunya figur publik terkemuka yang mengutuk serangan itu dan menawarkan dukungan kepada Salman Rushdie.
Presiden Prancis Emmanuel Macron dan Perdana Menteri (PM) Inggris Boris Johnson mengecam penusukan itu.
Stephen King, penulis terkenal lainnya, menyatakan harapan Rushdie baik-baik saja.
Antara lain, yang mengirim pesan dukungan, adalah Neil Gaiman, penulis Inggris, serta Ian McEwan dan Arundhati Roy, keduanya penulis pemenang Booker Prize.
Di masa lalu, Rowling telah dikritik karena sikapnya terhadap orang-orang transgender. Dia, khususnya, menentang penggunaan frasa "orang yang sedang menstruasi" sebagai ganti kata "wanita."
Ini tidak cocok dengan aktivis hak transgender, yang memposting foto rumahnya di Edinburgh di Twitter awal tahun ini.
Pada saat itu polisi menolak untuk mengambil tindakan terhadap dugaan “doxxing”, dengan mengatakan tidak ada kriminalitas yang ditetapkan.
(sya)