Selat Taiwan Memanas Gara-gara Kunjungan Pelosi, Apa Itu Kebijakan Satu China?

Sabtu, 13 Agustus 2022 - 12:05 WIB
loading...
A A A
Sejak itu Partai Komunis China yang berkuasa telah mengancam akan menggunakan kekuatan jika Taiwan secara resmi mendeklarasikan kemerdekaan, tetapi juga telah menempuh jalur diplomatik yang lebih lembut dengan pulau itu dalam beberapa tahun terakhir.

Awalnya, banyak pemerintah termasuk AS mengakui Taiwan karena mereka menjauh dari Komunis China. Tetapi angin diplomatik bergeser ketika China dan Amerika Serikat melihat kebutuhan bersama untuk mengembangkan hubungan yang dimulai pada 1970-an, dengan AS dan negara-negara lain memutuskan hubungan dengan Taipei demi Beijing.

Meski begitu banyak negara yang masih mempertahankan hubungan informal dengan Taiwan melalui kantor perdagangan atau lembaga budaya, dan AS tetap menjadi sekutu keamanan terpenting Taiwan.

AS menjalin hubungan diplomatik formal dengan Beijing pada 1979 di bawah Presiden Jimmy Carter. Akibatnya AS harus memutuskan hubungan dengan Taiwan dan menutup kedutaannya di Taipei.

Tetapi pada tahun yang sama juga AS mengesahkan Undang-Undang Hubungan Taiwan, yang menjamin dukungan untuk pulau itu. Bagian terpenting dari undang-undang itu adalah AS harus membantu Taiwan mempertahankan diri - itulah sebabnya AS terus menjual senjata ke Taiwan. AS juga mengatakan bersikeras pada resolusi damai perbedaan antara kedua belah pihak dan mendorong kedua belah pihak untuk mengejar "dialog konstruktif".



AS mempertahankan kehadiran tidak resminya di Taipei melalui American Institute di Taiwan, sebuah perusahaan swasta yang melaluinya ia melakukan kegiatan diplomatik.

Siapa pemenang dan pecundang dari kebijakan Satu China?

Beijing jelas paling diuntungkan dari kebijakan tersebut, yang telah membuat Taiwan terlempar ke hutan belantara diplomatik.

Taiwan tidak diakui sebagai negara merdeka oleh sebagian besar dunia atau bahkan oleh PBB. Negara ini mengalami perubahan penamaan yang luar biasa hanya untuk berpartisipasi dalam acara dan lembaga seperti Olimpiade dan Organisasi Perdagangan Dunia.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1263 seconds (0.1#10.140)