Gaza Menyayat Hati akibat Serangan Israel: Darah, Potongan Tubuh, dan Jeritan

Senin, 08 Agustus 2022 - 13:11 WIB
loading...
A A A
Joudeh meminta komunitas internasional dan kemanusiaan untuk menekan Israel agar menghentikan serangan berulang-ulang di Gaza.

“Gaza sendirian. Kami tidak memulai pertengkaran dengan siapa pun. Kami adalah warga sipil yang hanya ingin hidup damai.”

Tepat di utara Gaza, Najwa Abu Hamada (46), belum pulih dari keterkejutan kehilangan putra tunggalnya, Khalil (19), dalam sebuah pengeboman di dekat rumah mereka di kamp pengungsi Jabalia.

Abu Hamada mengatakan dia baru saja makan siang dengan putranya sebelum dia pergi dengan salah satu temannya.

“Kurang dari satu menit setelah dia pergi, saya mendengar ledakan bom yang keras,” kata Abu Hamada.

“Segera saya keluar ke jalan sambil berteriak ‘anakku, anakku!'”

Dia adalah Seluruh Hidupku

Pengeboman itu terjadi di depan sebuah supermarket di sebelah rumah mereka, menewaskan lima warga sipil, termasuk anak-anak.

“Hal pertama yang saya lihat adalah tubuh sahabat putra saya. Saat itulah saya berteriak dan tahu bahwa anak saya mungkin juga telah terbunuh,” kata Abu Hamada.

“Beberapa menit kemudian saya menemukan anak saya. Dia berlumuran darah dan tergeletak di tanah. Saya berteriak sangat keras memanggil ambulans."
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.0889 seconds (0.1#10.140)