Tiga Balasan Menohok Pangeran Mohammed bin Salman Membungkam Biden

Senin, 18 Juli 2022 - 09:23 WIB
loading...
Tiga Balasan Menohok...
Presiden Amerika Serikat Joe Biden dan Putra Mahkota Arab Saudi Mohammed bin Salman tos tinju tanpa berbicara di depan istana Kerajaan Arab Saudi di Jeddah, Jumat (15/7/2022). Foto/REUTERS
A A A
JEDDAH - Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden dalam kunjungannnya ke Jeddah nekat mengkonfrontasi Putra Mahkota Arab Saudi Mohammed bin Salman tentang pembunuhan jurnalis Saudi, Jamal Khashoggi, tahun 2018. Namun, siapa sangka Pangeran Mohammed memberi balasan secara menohok.

"Sehubungan dengan pembunuhan Khashoggi, saya mengangkatnya di puncak pertemuan, memperjelas apa yang saya pikirkan saat itu dan apa yang saya pikirkan sekarang," kata Biden kepada wartawan usai pertemuan dengan Pangeran Mohammed bin Salman.

"Saya lugas dan langsung dalam mendiskusikannya. Saya membuat pandangan saya sangat jelas."

Namun, Pangeran Mohammed sang calon raja Arab Saudi yang dikenal dengan inisial MBS menolak bertanggung jawab atas pembunuhan Khashoggi di konsulat kerajaan di Istanbul. Biden mengatakan intelijen AS bertentangan dengan klaim sang pangeran.



MBS merasa Arab Saudi sudah memproses hukum kasus pembunuhan Khashoggi, termasuk menggelar persidangan dan menjalankan vonis pengadilan untuk para tersangka.

Lantaran masih diusik Biden, MBS membalas dengan mempertanyakan penanganan Amerika atas tiga masalah. Tiga balasan MBS ini telah cukup membuat Biden membisu.

1. Serangan Drone AS terhadap keluarga sipil Afghanistan

Ketika menarik pasukannya dari Afghanistan pada Agustus 2021, militer Amerika Serikat (AS) meluncurkan serangan drone bersenjata yang menewaskan 10 orang sekeluarga yang tak bersalah di Kabul.

AS awalnya berdalih serangan itu menargetkan kelompok ISIS-K. Namun, investigasi militernya sendiri mengakui yang menjadi korban adalah 10 warga sipil yang tidak bersalah.

Anehnya, Amerika tidak menindak komandan militer yang bertanggung jawab atas serangan itu. Sikap inilah yang membuat kerabat para korban sakit hati dan diangkat Pangeran Mohammed bin Salman saat bertemu Biden di Jeddah, pekan lalu.

2. Skandal Penjara Abu Ghraib Irak

Pangeran MBS mengkonfrontasi Biden soal pelecehan seksual dan fisik para tahanan di penjara Abu Ghraib Irak oleh personel militer AS.

Dalam wawancara dengan CNN, Menteri Negara Arab Saudi untuk Urusan Luar Negeri Adel al-Jubeir menggemakan sentimen yang dilontarkan Pangeran MBS soal skandal Penjara Abu Ghraib.

"Kami menyelidiki, menghukum dan memastikan bahwa ini (kasus seperti pembunuhan Khashoggi) tidak terjadi lagi," kata Jubeir.

"Inilah yang dilakukan negara-negara. Inilah yang dilakukan AS ketika kesalahan Abu Ghraib dilakukan," sindir Jubeir.

Penjara Abu Ghraib adalah pusat penahanan Angkatan Darat AS bagi warga Irak yang ditangkap dari awal invasi AS ke Irak pada tahun 2003 hingga penutupan penjara pada tahun 2006.

Pada tahun 2004, sebuah kumpulan gambar grafis dari penjara bocor, yang menggambarkan penyiksaan dan pelecehan seksual para tahanan Irak oleh personel militer AS. Sekitar 11 tentara AS dihukum karena kejahatan yang berkaitan dengan skandal itu.

3. Pembunuhan Jurnalis Palestina-Amerika Shireen Abu Akleh

Pangeran MBS mengkonfrontasi Biden soal kasus pembunuhan jurnalis Palestina-Amerika Serikat Shireen Abu Akleh di Tepi Barat, wilayah Palestina yang diduduki Israel. Jurnalis perempuan itu ditembak mati, yang menurut laporan beberapa investigasi, oleh tentara Israel.

"Putra Mahkota menanggapi pernyataan Presiden Biden tentang... Khashoggi setelah dengan cukup jelas--bahwa kejahatan ini, meskipun sangat disayangkan dan menjijikkan, adalah sesuatu yang dianggap sangat serius oleh kerajaan (dan) ditindaklanjuti dengan cara yang simpatik dengan posisinya sebagai negara yang bertanggung jawab," kata Menteri Luar Negeri Pangeran Faisal bin Farhan al-Saud.

“Ini adalah masalah, kesalahan yang terjadi di negara mana pun, termasuk AS. Putra Mahkota menunjukkan bahwa AS telah membuat kesalahannya sendiri dan telah mengambil tindakan yang diperlukan untuk meminta pertanggungjawaban mereka yang bertanggung jawab dan mengatasi kesalahan ini seperti yang dilakukan kerajaan," ujarnya.

Pangeran MBS mempertanyakan sikap AS terhadap pembunuhan Akleh oleh terduga tentara Israel, terlebih sang jurnalis juga warga Amerika.

Biden mengeklaim AS tegas menuntut pertanggungjawaban penuh dan transparan atas pembunuhan jurnalis itu. Namun, faktanya, tak ada perkembangan hukum yang dilakukan Israel.

Biden menyebut kematian Abu Akleh sebagai kerugian besar saat dia berdiri di samping Presiden Otoritas Palestina Mahmoud Abbas di Betlehem.

"Saya berharap warisannya ... akan menginspirasi lebih banyak orang muda untuk melanjutkan pekerjaannya melaporkan kebenaran dan menceritakan kisah-kisah yang terlalu sering diabaikan. Amerika Serikat akan terus bersikeras pada penghitungan penuh dan transparan atas kematiannya dan akan terus membela kebebasan media di mana pun di dunia," kata Biden.

Pejabat Palestina dan anggota keluarga Abu Akleh telah mengkritik penyelidikan AS dan mendesak AS untuk berbuat lebih banyak untuk meminta pertanggungjawaban Israel atas pembunuhan itu.
(min)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1144 seconds (0.1#10.140)