AS Kekurangan Vaksin Saat Kasus Cacar Monyet Meningkat
loading...
A
A
A
WASHINGTON - Pejabat kesehatan Amerika Serikat (AS) mengakui bahwa permintaan vaksin cacar monyet sekarang melebihi dari pasokan nasional.
AS sejauh ini telah mencatat 1.470 kasus cacar monyet atau naik dari hanya 45 pada 10 Juni lalu dengan Direktur Pusat Pengendalian Penyakit (CDC) Rochelle Walensky menggambarkan kekurangan vaksin "membuat frustrasi."
Para pejabat terkait juga telah mengakui bahwa pasokan vaksin tidak memenuhi dapat permintaan di beberapa daerah seperti New York dan California.
“Saya ingin mengakui bahwa saat ini permintaan vaksin dari yurisdiksi lebih tinggi dari pasokan kami yang tersedia saat ini, dan kami tahu ini membuat frustrasi,” kata Walensky selama konferensi pers minggu ini.
"Kami mengantisipasi peningkatan kasus dalam beberapa minggu mendatang," imbuhnya seperti dikutip dari Independent, Minggu (17/7/2022).
Departemen Kesehatan dan Layanan Kemanusiaan (HHS) mengatakan bahwa mereka telah mendistribusikan sekitar 156.000 dosis vaksin Jynneos dua kali suntikan sejauh ini, dan akan mulai mendistribusikan 131.000 dosis lagi minggu ini.
Pejabat di HHS mengatakan bahwa mereka memesan 2,5 juta lebih dosis Jynneos pada hari Jumat yang akan dikirimkan pada tahun 2023. Departemen juga memesan 2,5 juta dosis lagi pada 1 Juli.
Pejabat kesehatan AS mengatakan mereka memiliki informasi tentang sekitar setengah pasien cacar monyet di negara itu, dan sebagian besar adalah pria yang pernah melakukan hubungan seksual dengan pria lain.
Kasus-kasus tersebut adalah bagian dari wabah global yang telah mencatat lebih dari 12.000 kasus dilaporkan di negara-negara yang biasanya tidak ada kasus cacar monyet.
Virus ini terutama menyebar melalui kontak kulit-ke-kulit, tetapi juga dapat menular melalui sentuhan linen yang digunakan oleh seseorang dengan cacar monyet.
Pasien cacar monyet mungkin mengalami demam, nyeri tubuh, kedinginan, dan kelelahan, dan banyak yang mengalami benjolan seperti bintik yang menyakitkan di bagian tubuh mereka.
Hingga kini belum ada penderita yang meninggal karena cacar monyet dan pejabat kesehatan telah memperingatkan bahwa siapa pun dapat tertular.
AS sejauh ini telah mencatat 1.470 kasus cacar monyet atau naik dari hanya 45 pada 10 Juni lalu dengan Direktur Pusat Pengendalian Penyakit (CDC) Rochelle Walensky menggambarkan kekurangan vaksin "membuat frustrasi."
Para pejabat terkait juga telah mengakui bahwa pasokan vaksin tidak memenuhi dapat permintaan di beberapa daerah seperti New York dan California.
“Saya ingin mengakui bahwa saat ini permintaan vaksin dari yurisdiksi lebih tinggi dari pasokan kami yang tersedia saat ini, dan kami tahu ini membuat frustrasi,” kata Walensky selama konferensi pers minggu ini.
"Kami mengantisipasi peningkatan kasus dalam beberapa minggu mendatang," imbuhnya seperti dikutip dari Independent, Minggu (17/7/2022).
Departemen Kesehatan dan Layanan Kemanusiaan (HHS) mengatakan bahwa mereka telah mendistribusikan sekitar 156.000 dosis vaksin Jynneos dua kali suntikan sejauh ini, dan akan mulai mendistribusikan 131.000 dosis lagi minggu ini.
Pejabat di HHS mengatakan bahwa mereka memesan 2,5 juta lebih dosis Jynneos pada hari Jumat yang akan dikirimkan pada tahun 2023. Departemen juga memesan 2,5 juta dosis lagi pada 1 Juli.
Pejabat kesehatan AS mengatakan mereka memiliki informasi tentang sekitar setengah pasien cacar monyet di negara itu, dan sebagian besar adalah pria yang pernah melakukan hubungan seksual dengan pria lain.
Kasus-kasus tersebut adalah bagian dari wabah global yang telah mencatat lebih dari 12.000 kasus dilaporkan di negara-negara yang biasanya tidak ada kasus cacar monyet.
Virus ini terutama menyebar melalui kontak kulit-ke-kulit, tetapi juga dapat menular melalui sentuhan linen yang digunakan oleh seseorang dengan cacar monyet.
Pasien cacar monyet mungkin mengalami demam, nyeri tubuh, kedinginan, dan kelelahan, dan banyak yang mengalami benjolan seperti bintik yang menyakitkan di bagian tubuh mereka.
Hingga kini belum ada penderita yang meninggal karena cacar monyet dan pejabat kesehatan telah memperingatkan bahwa siapa pun dapat tertular.
(ian)