Sri Lanka Yakin China Akan Gelontorkan Bantuan Rp60 Triliun

Sabtu, 16 Juli 2022 - 04:37 WIB
loading...
Sri Lanka Yakin China Akan Gelontorkan Bantuan Rp60 Triliun
Sri Lanka Yakin China Akan Gelontorkan Bantuan Rp60 Triliun. FOTO/Reuters
A A A
KOLOMBO - Sri Lanka melanjutkan negosiasi dengan China untuk bantuan sebanyak USD4 miliar (Rp60 triliun) dan yakin Beijing akan setuju "pada titik tertentu," lapor Bloomberg News pada Jumat (15/7/2022).

Kolombo meminta China untuk menggelontorkan pinjaman sebesar USD1 miliar untuk membayar jumlah yang setara dengan utang China yang akan jatuh tempo tahun ini, Duta Besar Sri Lanka untuk China, Palitha Kohona mengatakan dalam sebuah wawancara dengan Bloomberg.



“Sri Lanka juga mencari jalur kredit USD1,5 miliar untuk membayar impor China dan aktivasi swap USD1,5 miliar,” tambah Kohona. "Kami yakin bahwa pada titik tertentu sistem China akan menyetujui permintaan kami, karena ini bukan permintaan yang tidak masuk akal," lanjutnya.

"Kami telah mengajukan permintaan serupa kepada kreditur lain. Sri Lanka membutuhkan dana untuk membawa stabilitas sistem keuangan kami dan kami yakin bahwa China akan datang ke pesta lebih cepat," tambahnya.

Sementara itu, Ketua Parlemen Sri Lanka Mahinda Yapa Abeywardana menyatakan pengunduran diri Presiden Gotabaya Rajapaksa telah diterima secara sah. “Gotabaya telah mengundurkan diri secara sah mulai hari Kamis (14/7/2022),” ungkap Mahinda Yapa Abeywardana mengatakan kepada wartawan.



Sebelumnya, Rajapaksa memberi tahu ketua parlemen Sri Lanka dari Singapura bahwa dia mengundurkan diri. “Dari titik ini, kami akan bergerak untuk menunjuk presiden baru secara konstitusional,” ungkap Abeywardana.

Warga Sri Lanka telah menunggu pengumuman resmi yang mengonfirmasi presiden mereka telah mengundurkan diri setelah dia melarikan diri ke Singapura untuk menghindari protes anti-pemerintah yang dipicu krisis ekonomi yang mengerikan di negaranya. Kepergian Rajapaksa terjadi setelah berbulan-bulan protes atas apa yang dikatakan para kritikus sebagai salah urus ekonomi negara pulau itu.
(esn)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1403 seconds (0.1#10.140)