Ketua Parlemen Sri Lanka: Pengunduran Diri Presiden Diterima Secara Sah

Jum'at, 15 Juli 2022 - 12:53 WIB
loading...
Ketua Parlemen Sri Lanka: Pengunduran Diri Presiden Diterima Secara Sah
Antrean panjang terlihat di stasiun pengisian bahan bakar minyak di Kolombo, Sri Lanka, 21 Maret 2022. Foto/REUTERS/Dinuka Liyanawatte
A A A
KOLOMBO - Ketua Parlemen Sri Lanka Mahinda Yapa Abeywardana menyatakan pengunduran diri Presiden Gotabaya Rajapaksa telah diterima secara sah.

“Gotabaya telah mengundurkan diri secara sah mulai hari Kamis (14/7/2022),” ungkap Mahinda Yapa Abeywardana mengatakan kepada wartawan.

Sebelumnya, Rajapaksa memberi tahu ketua parlemen Sri Lanka dari Singapura bahwa dia mengundurkan diri.



“Dari titik ini, kami akan bergerak untuk menunjuk presiden baru secara konstitusional,” ungkap Abeywardana.

Warga Sri Lanka telah menunggu pengumuman resmi yang mengonfirmasi presiden mereka telah mengundurkan diri setelah dia melarikan diri ke Singapura untuk menghindari protes anti-pemerintah yang dipicu krisis ekonomi yang mengerikan di negaranya.

Kepergian Rajapaksa terjadi setelah berbulan-bulan protes atas apa yang dikatakan para kritikus sebagai salah urus ekonomi negara pulau itu.

Baca juga: Usai Pidato Berapi-api Ancam Rusia, Calon PM Inggris Truss Tersesat Cari Pintu Keluar Ruangan

Gejolak politik dan krisis ekonomi itu menyebabkan kesulitan parah bagi 22 juta warganya.

Kantor Ketua Parlemen mengatakan Rajapaksa telah mengirim email tentang pengunduran dirinya dan akan diperiksa sebelum pengumuman resmi dibuat, diharapkan pada Jumat.

“Keaslian dan legalitas email harus diperiksa sebelum diterima secara resmi,” papar juru bicara ketua parlemen Indunil Yapa.

Rajapaksa akan menjadi presiden pertama yang mengundurkan diri sejak Sri Lanka mengadopsi sistem pemerintahan presidensial pada 1978.

Di jalan raya pinggir laut yang pernah menjadi markas besar gerakan protes yang berusaha menggulingkannya, sekelompok kecil orang mengumpulkan kekuatan yang tersisa pada Kamis malam untuk merayakan pengunduran dirinya.

Hanya beberapa ratus orang di sana untuk menandai tonggak sejarah utama, dengan banyak veteran gerakan protes kelelahan setelah menahan rentetan gas air mata dan konfrontasi tegang dengan pasukan keamanan pada hari-hari sebelumnya.

Meski demikian, kurangnya pengumuman resmi pengunduran dirinya menyuntikkan peringatan ke dalam perayaan momen itu.

“Saya tentu merasa, saya pikir orang banyak di sini pasti merasa, cukup senang dengan itu,” ujar aktivis Vraie Balthaazar.

“Tetapi pada saat yang sama, saya pikir ada juga, sampai kita melihat surat itu, selalu ada rasa khawatir,” tutur dia.

Di bawah konstitusi Sri Lanka, Perdana Menteri Ranil Wickremesinghe yang pengunduran dirinya juga dituntut oleh pengunjuk rasa, akan secara otomatis menjadi pelaksana presiden sampai parlemen dapat menunjuk penggantinya.

Rajapaksa, istrinya Ioma dan dua pengawal mereka tiba di Singapura dari Maladewa dengan penerbangan maskapai Saudia.

Sebagai presiden, Rajapaksa menikmati kekebalan dari penangkapan, dan dia diketahui ingin pergi ke luar negeri sebelum mengundurkan diri untuk menghindari kemungkinan ditahan.

Mantan Presiden Maladewa Mohamed Nasheed diyakini telah memainkan peran di balik layar dalam mengeluarkannya dari negara itu.

Dia mengatakan Rajapaksa khawatir dia akan dibunuh jika dia tetap tinggal di Sri Lanka.

"Saya percaya Presiden tidak akan mengundurkan diri jika dia masih di Sri Lanka, dan takut kehilangan nyawanya," tweet Nasheed.

Kementerian Luar Negeri Singapura mengkonfirmasi Rajapaksa telah diizinkan memasuki negara-kota untuk “kunjungan pribadi,” menambahkan, “Dia tidak meminta suaka dan dia juga tidak diberikan suaka.”

Dia diperkirakan akan tinggal di Singapura untuk beberapa waktu, menurut sumber keamanan Sri Lanka, sebelum berpotensi pindah ke Uni Emirat Arab.

Krisis ekonomi yang meningkat menyebabkan Sri Lanka gagal membayar utang luar negeri USD51 miliar pada April, dan sedang dalam pembicaraan dengan IMF untuk kemungkinan bailout.

Namun pembicaraan itu telah terlempar keluar jalur oleh pergolakan politik.

Seorang juru bicara IMF mengatakan pada Kamis bahwa lembaga tersebut berharap kerusuhan dapat segera diselesaikan sehingga mereka dapat melanjutkan proses bailout.

Pulau ini hampir kehabisan persediaan bahan bakar minyak (BBM) yang sudah langka, dengan pemerintah menutup kantor dan sekolah yang tidak penting untuk mengurangi perjalanan dan menghemat bahan bakar.

Di Kolombo, para demonstran sebelumnya meninggalkan beberapa gedung negara simbolis yang telah mereka ambil alih dalam beberapa hari terakhir setelah Wickremesinghe menginstruksikan pasukan keamanan memulihkan ketertiban dan mengumumkan keadaan darurat.

“Kami secara damai menarik diri dari Istana Kepresidenan, Sekretariat Presiden dan Kantor Perdana Menteri dengan segera, tetapi akan melanjutkan perjuangan kami,” tegas seorang juru bicara para pengunjuk rasa.

Saksi melihat puluhan aktivis meninggalkan kantor Wickremesinghe ketika polisi bersenjata dan pasukan keamanan bergerak masuk.

Ibukota diberlakukan jam malam dan kendaraan pengangkut personel lapis baja berpatroli di beberapa daerah.

Ratusan ribu orang telah mengunjungi kompleks perdana menteri sejak dibuka untuk umum setelah dia melarikan diri dan penjaga keamanannya mundur.

Pada Kamis sore, gerbang ditutup, dengan penjaga bersenjata ditempatkan, baik di dalam maupun di luar gedung.

Polisi mengatakan seorang tentara dan seorang polisi terluka dalam bentrokan dengan pengunjuk rasa di luar parlemen nasional ketika pasukan keamanan memukul mundur upaya menyerbu gedung legislatif.

Para pengunjuk rasa juga meninggalkan studio stasiun televisi utama negara itu setelah menerobos masuk pada Rabu.

Rumah sakit utama di Kolombo mengatakan sekitar 85 orang dirawat dengan luka-luka pada Rabu, dengan satu orang mati lemas setelahnya terkena gas air mata di kantor perdana menteri.

Militer dan polisi diberi perintah baru pada Kamis untuk secara tegas menghentikan kekerasan apa pun.

Mereka memperingatkan para pembuat onar bahwa mereka “diberdayakan secara sah untuk menggunakan kekuatan mereka.”

Tetapi mahasiswa Chirath Chathuranga Jayalath, 26, mengatakan, “Anda tidak dapat menghentikan protes ini dengan membunuh orang. Mereka akan menembak kepala kami, tetapi kami melakukan ini dari hati kami.”

(sya)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1762 seconds (0.1#10.140)