Profil Mayer Amschel Rothschild, Penguasa Bisnis Perbankan Dunia

Jum'at, 10 Juni 2022 - 12:53 WIB
loading...
Profil Mayer Amschel...
Lukisan menunjukkan Elector of Hesse mempercayakan harta kekayaannya pada Mayer Amschel Rothschild (tengah). Foto/art uk
A A A
WASHINGTON - Dinasti perbankan Rothschild didirikan Mayer Amschel Bauer, pria kelahiran Frankfurt, Jerman pada 23 Februari 1744.

Setelah sang ayah meninggal dunia, tidak hanya melanjutkan bisnis keluarganya, Bauer juga mengganti namanya menjadi Mayer Amschel Rothschild.

Ayahnya adalah seorang penukar uang serta pedagang kain sutra, Amschel Moses. Selain itu, sang ayah juga bekerja sebagai pemberi kredit serta pemilik rumah pembukuan.



Diketahui, Moses tidak berasal dari keluarga kaya meski bekerja keras dengan Pangeran William dari Hesse sebagai pelanggannya.



Setelah kematian sang ayah, Rothschild memutuskan meneruskan bisnis keluarganya. Ketika itu, Rothschild kembali ke Frankfurt, sebelumnya ia tinggal di Hanover untuk bekerja di sebuah bank.



Ia menerima banyak pembelajaran dari ayahnya tentang sistem peminjaman uang. Rothschild yang pernah magang di bank dapat belajar dengan cepat mengenai proses keuangan serta transaksi.

Ketika Rothschild memulai bisnisnya, ia tetap mendekati pelanggan sang ayah, termasuk Pangeran William yang saat itu menjadi pimpinan terpandang.

Penjualan barang antik dan koin langka pada Pangeran William dan masyarakat lainnya itu berubah menjadi basis kekayaan Rothschild.

Pada 1770, Rothschild menikah dengan Gutle Schnapper. Ia kemudian menerima banyak harta dari ayah mertuanya.

Pernikahan keduanya dikarunia lima anak perempuan serta lima anak laki-laki.

Mendapat harta kekayaan yang melimpah, Rothschild memutar jalur bisnisnya dari penjualan barang antik menjadi perbankan. Pada 1785, ia mulai menyediakan dana pinjaman kepada para pelanggannya.

Setelah menjalin hubungan yang dekat dengan Pangeran William dari Hesse, Rothschild pun berpikir untuk meminjamkan uang ke pemerintah, hal ini lantaran lebih menguntungkan dibandingkan ke masyarakat umum.

Dari pemikirannya tersebut, ia kemudian menyediakan layanan perbankan kepada Pangeran William. Bisnis perbankan Rothschild berkembang ketika Revolusi Prancis, sebab semua bisnisnya terhindar dari pajak.

Pada 1790, ia pernah melontarkan ungkapan bahwa dirinya akan mengendalikan perputaran uang di seluruh negara.

Setahun kemudian, Rothschild berhasil mengendalikan perputaran uang di Amerika Serikat melalui wakil kabinet Washington, Alexander Hamilton.

Ketika itu, Amerika Serikat mendirikan bank sentral, First Bank of The United States. Keluarga Rothschild berhak atas First Bank of The United States sebagai penanam modal selama 20 tahun.

Namun pada 1811, hak Rothschild atas kepemilikan bank tersebut telah habis. Sang anak pun meneruskan perjuangan Rothschild untuk mengakuisisi bank tersebut dan berhasil hingga didirikanlah Second Bank of United States.

Logo bank dinasti Rothschild digambarkan sebagai simbol persatuan keluarga. Lima anak panah dalam genggaman tangan mengisyaratkan persatuan keluarga Rothschild. Logo tersebut menjadi bangkitnya perbankan Rothschild di dunia.

Sebelum tutup usia, Rothschild telah mengirimkan anak-anaknya untuk mendirikan bank di sejumlah negara.

Kelima anak laki-lakinya ditugaskan untuk mendirikan bank di Frankfurt, London, Prancis, hingga Wina.

Sejak mengakuisisi Bank Sentral Inggris dan Bank Sentral Amerika Serikat selama ratusan tahun, anak cucu Rothschild sangat aktif membangun bisnis perbankan keluarga.

Keluarga Rothschild berhasil mempunyai hampir semua bank sentral di dunia, namun hanya tiga negara yang menolaknya.

(sya)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2098 seconds (0.1#10.140)