3 Diktator Rusia Paling Kejam Sepanjang Sejarah, Jutaan Nyawa Jadi Korban
loading...
A
A
A
Dikutip dari situs History, Stalin dikenal sebagai diktator yang tak segan untuk menggunakan cara kejam untuk mewujudkan rencananya. Rencana pengembangannya berpusat pada kontrol pemerintah atas ekonomi termasuk kolektivisasi pertanian. Artinya adalah pemerintah berhak mengambil kendali atas pertanian.
Jutaan petani yang menolak untuk bekerja sama berujung eksekusi atau pun diasingkan. Hal inilah yang menjadikan Stalin bertanggung jawab dalam tragedi kelaparan besar yang melanda Rusia pada 1932-1933.
Selain itu, dia juga sangat otoriter. Stalin tak segan untuk melenyapkan siapa pun yang menghalanginya. Pada sekitar 1930-an, dia menjadi otak dalam pembersihan massal yang dirancang untuk membersihkan partai komunis, militer, dan bagian lain dari Uni Soviet yang dianggapnya sebagai ancaman.
2. Vladimir Lenin
Sebelum Stalin berkuasa, Vladimir Lenin telah lebih dahulu menjadi diktator Uni Soviet. Pria bernama asli Vladimir Ilyich Ulyanov ini diketahui sebagai pemimpin pertama Uni Soviet. Dia lahir pada 1870 dari pasangan Ilya Ulyanov dan Maria Alexandrovna Ulyanova.
Dikutip dari History of Yesterday, Lenin memiliki pandangan bahwa revolusi kekerasan diperlukan untuk menggulingkan sistem kapitalis. Setelah berhasil melakukan revolusi pada Oktober 1917, Lenin memulai aksinya dengan bantuan polisi rahasia Soviet (Cheka) untuk menangkap, menyiksa, hingga membunuh lawan-lawannya.
Dari politisi, pendeta, bangsawan, hingga kaum borjuis menjadi sasaran. Lenin memiliki mekanisme disipilin yang keras. Setiap pekerja yang tidak bekerja cukup keras bisa ditembak oleh Cheka.
Tak lama berselang, kekerasan ini berujung pada munculnya perang saudara. Meskipun angkanya tidak diketahui secara pasti, namun kepemimpinan Lenin telah menyebabkan jumlah korban tewas sekitar 3 juta orang.
3. Tsar Nicholas II
Tsar Nicholas II merupakan Kaisar Rusia terakhir. Dia memerintah sejak tahun 1894 sampai pengunduran dirinya pada 2 Maret 1917. Dalam sepak terjangnya, dia dikenal sebagai pemimpin kejam yang tak segan-segan menggunakan kekerasan terhadap lawan-lawannya.
Jutaan petani yang menolak untuk bekerja sama berujung eksekusi atau pun diasingkan. Hal inilah yang menjadikan Stalin bertanggung jawab dalam tragedi kelaparan besar yang melanda Rusia pada 1932-1933.
Selain itu, dia juga sangat otoriter. Stalin tak segan untuk melenyapkan siapa pun yang menghalanginya. Pada sekitar 1930-an, dia menjadi otak dalam pembersihan massal yang dirancang untuk membersihkan partai komunis, militer, dan bagian lain dari Uni Soviet yang dianggapnya sebagai ancaman.
2. Vladimir Lenin
Sebelum Stalin berkuasa, Vladimir Lenin telah lebih dahulu menjadi diktator Uni Soviet. Pria bernama asli Vladimir Ilyich Ulyanov ini diketahui sebagai pemimpin pertama Uni Soviet. Dia lahir pada 1870 dari pasangan Ilya Ulyanov dan Maria Alexandrovna Ulyanova.
Dikutip dari History of Yesterday, Lenin memiliki pandangan bahwa revolusi kekerasan diperlukan untuk menggulingkan sistem kapitalis. Setelah berhasil melakukan revolusi pada Oktober 1917, Lenin memulai aksinya dengan bantuan polisi rahasia Soviet (Cheka) untuk menangkap, menyiksa, hingga membunuh lawan-lawannya.
Dari politisi, pendeta, bangsawan, hingga kaum borjuis menjadi sasaran. Lenin memiliki mekanisme disipilin yang keras. Setiap pekerja yang tidak bekerja cukup keras bisa ditembak oleh Cheka.
Tak lama berselang, kekerasan ini berujung pada munculnya perang saudara. Meskipun angkanya tidak diketahui secara pasti, namun kepemimpinan Lenin telah menyebabkan jumlah korban tewas sekitar 3 juta orang.
3. Tsar Nicholas II
Tsar Nicholas II merupakan Kaisar Rusia terakhir. Dia memerintah sejak tahun 1894 sampai pengunduran dirinya pada 2 Maret 1917. Dalam sepak terjangnya, dia dikenal sebagai pemimpin kejam yang tak segan-segan menggunakan kekerasan terhadap lawan-lawannya.