3 Diktator Rusia Paling Kejam Sepanjang Sejarah, Jutaan Nyawa Jadi Korban

Selasa, 31 Mei 2022 - 13:24 WIB
loading...
3 Diktator Rusia Paling...
Pendukung Partai Komunis Rusia mengusung poster Joseph Stalin dalam peringatan Revolusi Bolshevik. Foto/REUTERS
A A A
JAKARTA - Dalam sejarahnya, Rusia pernah dipimpin beberapa diktator paling kejam. Demi mewujudkan keinginannya, mereka tak segan untuk melakukan kekerasan, penyiksaan, dan bahkan pembunuhan dalam skala besar.

Tak sampai di situ, pemerintahan otoriter yang dijalankan juga selalu meneror warganya dengan penindasan dan intimidasi. Hal itu dilakukan agar mereka tetap tunduk pada pemimpinnya.

Berikut tiga diktator Rusia paling kejam dari era Kekaisaran Rusia hingga Uni Soviet:

1. Joseph Stalin

Joseph Vissarionovich Stalin dikenal sebagai salah satu diktator paling kejam. Diktator kelahiran 18 Desember 1878 ini dikenal sebagai sosok pemimpin berdarah dingin. Nama “Stalin” sendiri diambil dari bahasa Rusia yang berarti “Manusia Baja”.

Di balik matanya yang terlihat hambar, sosoknya tak ragu untuk melakukan pembunuhan massal demi mewujudkan ambisinya untuk mendominasi dunia.



Dalam kepemimpinan Stalin, sebenarnya Uni Soviet telah berhasil diubah menjadi negara adidaya industri dan militer. Hanya saja, dia memerintah dengan teror. Tercatat, jutaan warganya sendiri tewas selama pemerintahannya yang brutal.

Stalin lahir dari keluarga miskin di Gori, Georgia. Dalam sepak terjangnya, dia bergabung dengan Partai Buruh Sosial Demokrat Rusia berhaluan Marxis, sampai pada akhirnya menjadi Sekretaris Jenderal Partai Komunis Uni Soviet pada 1922.

Setelah pendahulunya, Vladimir Lenin, meninggal, Stalin mulai mengonsolidasi kekuasaan untuk menjadi diktator pada 1930-an.

Dikutip dari situs History, Stalin dikenal sebagai diktator yang tak segan untuk menggunakan cara kejam untuk mewujudkan rencananya. Rencana pengembangannya berpusat pada kontrol pemerintah atas ekonomi termasuk kolektivisasi pertanian. Artinya adalah pemerintah berhak mengambil kendali atas pertanian.

Jutaan petani yang menolak untuk bekerja sama berujung eksekusi atau pun diasingkan. Hal inilah yang menjadikan Stalin bertanggung jawab dalam tragedi kelaparan besar yang melanda Rusia pada 1932-1933.

Selain itu, dia juga sangat otoriter. Stalin tak segan untuk melenyapkan siapa pun yang menghalanginya. Pada sekitar 1930-an, dia menjadi otak dalam pembersihan massal yang dirancang untuk membersihkan partai komunis, militer, dan bagian lain dari Uni Soviet yang dianggapnya sebagai ancaman.

2. Vladimir Lenin

Sebelum Stalin berkuasa, Vladimir Lenin telah lebih dahulu menjadi diktator Uni Soviet. Pria bernama asli Vladimir Ilyich Ulyanov ini diketahui sebagai pemimpin pertama Uni Soviet. Dia lahir pada 1870 dari pasangan Ilya Ulyanov dan Maria Alexandrovna Ulyanova.

Dikutip dari History of Yesterday, Lenin memiliki pandangan bahwa revolusi kekerasan diperlukan untuk menggulingkan sistem kapitalis. Setelah berhasil melakukan revolusi pada Oktober 1917, Lenin memulai aksinya dengan bantuan polisi rahasia Soviet (Cheka) untuk menangkap, menyiksa, hingga membunuh lawan-lawannya.

Dari politisi, pendeta, bangsawan, hingga kaum borjuis menjadi sasaran. Lenin memiliki mekanisme disipilin yang keras. Setiap pekerja yang tidak bekerja cukup keras bisa ditembak oleh Cheka.

Tak lama berselang, kekerasan ini berujung pada munculnya perang saudara. Meskipun angkanya tidak diketahui secara pasti, namun kepemimpinan Lenin telah menyebabkan jumlah korban tewas sekitar 3 juta orang.

3. Tsar Nicholas II

Tsar Nicholas II merupakan Kaisar Rusia terakhir. Dia memerintah sejak tahun 1894 sampai pengunduran dirinya pada 2 Maret 1917. Dalam sepak terjangnya, dia dikenal sebagai pemimpin kejam yang tak segan-segan menggunakan kekerasan terhadap lawan-lawannya.

Dikutip dari Tyrants and Dictators, sebagian musuhnya menjuluki Tsar Nicholas II sebagai Bloody Nicholas. Julukan ini disematkan karena dia bertanggung jawab atas serangkaian peristiwa berdarah selama memimpin. Sebut saja seperti Tragedi Khodynka, Kekerasan Revolusi 1905, hingga eksekusi terhadap lawan politiknya.

Jatuhnya takhta Tsar Nicholas II berawal dari kalahnya Rusia dalam perang melawan Jepang. Selain itu, dia juga bertanggung jawab terhadap keputusan mobilisasi Rusia tahun 1914 yang menandai keterlibatan negara ini pada Perang Dunia I. Diketahui, perang ini membuat sekitar 3,3 juta orang Rusia terbunuh.
(min)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1681 seconds (0.1#10.140)