Wabah COVID-19 Melandai, China Longgarkan Pembatasan di Beijing dan Shanghai
loading...
A
A
A
BEIJING - Warga China kembali mendatangi mal-mal di Beijing pada Minggu (29/5/2022) ketika Ibu Kota China itu melonggarkan pembatasan pandemi setelah menyatakan wabah COVID-19 berkurang namun persisten secara efektif terkendali.
Pembukaan kembali sebagian toko dan kantor di Beijing disambut oleh penduduk yang lelah dan pemilik toko yang berjuang untuk hidup kembali normal. Ditambah dengan pelonggaran pembatasan secara bertahap di Shanghai, itu menandakan bahwa yang periode terburuk di kota-kota besar di China akibat wabah telah berakhir.
Beijing mengizinkan taman umum, pusat kebugaran, dan bioskop dibuka kembali pada hari Minggu, semuanya dengan kapasitas 50%. Sebagian Tembok Besar di bagian pedesaan Beijing, sekitar 60 kilometer dari pusat kota, dibuka kembali untuk pengunjung pada hari Senin.
Juru bicara kota, Xu Hejian, mengatakan pada Sabtu kemarin bahwa kasus sporadis masih ditemukan di beberapa distrik, tetapi mereka berada dalam kisaran yang dapat dikendalikan.
“Putaran wabah ini telah dikendalikan secara efektif,” katanya seperti dikutip dari AP.
Meski begitu, restoran di Beijing tetap tutup kecuali untuk takeout dan pengiriman. Sedangkan warga China di Shanghai masih hanya bisa keluar dengan tiket khusus dan untuk jangka waktu terbatas, bahkan ketika jumlah kasus baru menurun drastis.
Penguncian dan pembatasan lain di bawah strategi "nol-COVID" China semakin membuat frustrasi penduduk ketika mereka melihat negara-negara lain melonggarkan dan membuka kembali perbatasan mereka.
Beberapa warga telah menolak dan melakukan aksi protes di kompleks apartemen serta asrama universitas, di negara otoriter di mana orang berpikir dua kali untuk berbicara di depan umum karena menimbang segala akibatnya.
Pembukaan kembali sebagian toko dan kantor di Beijing disambut oleh penduduk yang lelah dan pemilik toko yang berjuang untuk hidup kembali normal. Ditambah dengan pelonggaran pembatasan secara bertahap di Shanghai, itu menandakan bahwa yang periode terburuk di kota-kota besar di China akibat wabah telah berakhir.
Beijing mengizinkan taman umum, pusat kebugaran, dan bioskop dibuka kembali pada hari Minggu, semuanya dengan kapasitas 50%. Sebagian Tembok Besar di bagian pedesaan Beijing, sekitar 60 kilometer dari pusat kota, dibuka kembali untuk pengunjung pada hari Senin.
Juru bicara kota, Xu Hejian, mengatakan pada Sabtu kemarin bahwa kasus sporadis masih ditemukan di beberapa distrik, tetapi mereka berada dalam kisaran yang dapat dikendalikan.
“Putaran wabah ini telah dikendalikan secara efektif,” katanya seperti dikutip dari AP.
Meski begitu, restoran di Beijing tetap tutup kecuali untuk takeout dan pengiriman. Sedangkan warga China di Shanghai masih hanya bisa keluar dengan tiket khusus dan untuk jangka waktu terbatas, bahkan ketika jumlah kasus baru menurun drastis.
Penguncian dan pembatasan lain di bawah strategi "nol-COVID" China semakin membuat frustrasi penduduk ketika mereka melihat negara-negara lain melonggarkan dan membuka kembali perbatasan mereka.
Beberapa warga telah menolak dan melakukan aksi protes di kompleks apartemen serta asrama universitas, di negara otoriter di mana orang berpikir dua kali untuk berbicara di depan umum karena menimbang segala akibatnya.