Mengenal Sejarah Kota Terlarang atau Forbidden City di China
loading...
A
A
A
BEIJING - China merupakan negara di kawasan Asia yang memiliki jumlah penduduk terbesar di dunia. Secara geografis, negara ini berada di Asia Timur dan berbatasan langsung dengan Mongolia di sebelah utaranya.
Dalam sejarahnya, China memiliki berbagai peninggalan unik yang tidak dimiliki negara lainnya. Salah satunya tempat bernama Forbidden City atau Kota Terlarang.
Forbidden City sebenarnya bukanlah kota. Melainkan kawasan yang berukuran besar dengan dilengkapi dinding merah dan genteng berlapis kuning. Letaknya berada di ibu kota China, Beijing.
Dikutip dari situs Smart History, Forbidden City memiliki lebih dari 90 komplek istana termasuk 98 bangunan dan dikelilingi parit selebar 52 meter.
Dengan luas sekitar 150.001 meter persegi, Guinness Book of World Records menjadikannya sebagai “Istana Terbesar di Dunia”.
Asal usul pembangunan Forbidden City berawal dari skandal kudeta yang direncanakan Zhu Di, putra keempat pendiri dinasti Ming, Zhu Yuanzhang. Setelah itu, dia meraih gelar kaisar Chengzu pada 1402.
Demi memperkuat kekuatan, dia memindahkan Ibu Kota serta pasukannya di Nanjing ke Beijing.
Disinilah dia mulai membangun jantung baru kekaisaran yang dikenal Forbidden City atau Kota Terlarang.
Pembangunan ini mulai dilakukan pada 1406 dan memakan waktu sekitar 14 tahun dengan mempekerjakan 100.000 seniman ahli dan jutaan buruh.
Bahan bangunan yang digunakan pun tidak sembarangan. Mereka menggunakan batang kayu nanmu atau phoebe zhennan dan balok marmer besar dari tambang dekat Beijing. Lantainya juga dilapisi dengan batu bata emas.
Dikutip dari China Highlights, secara total komplek Kota Terlarang ini mencakup lebih dari 180 hektar.
Kawasan ini terbagi menjadi dua bagian. Bagian utara ditempati kaisar, keluarga, hingga para pejabat. Sedangkan bagian selatan untuk berbagai acara kerajaan.
Sejak tahun 1420, Forbidden City menjadi rumah bagi 24 Kaisar, keluarga hingga para pelayannya selama periode Dinasti Ming dan Dinasti Qing.
Penghuni terakhirnya adalah Puyi sebelum akhirnya diubah menjadi museum istana.
Meskipun tak lagi menjadi kawasan kekaisaran, namun Forbidden City tetap menjadi salah salah warisan budaya penting bagi China.
Selain itu, kawasan ini juga masih sering dikunjungi dengan perkiraan delapan puluh ribu orang setiap harinya.
Saat ini, Forbidden City lebih dikenal sebagai museum modern dan situs bersejarah China. Museum ini tetap mempertahankan struktur dan memulihkan interior kompleks istana.
Selain itu, pada lorong-lorong diubah menjadi galeri pameran karya seni dari koleksi kekaisaran.
Bagi para pengunjung, Forbidden City bisa menjadi mesin waktu bagi mereka yang ingin melihat masa lalu China sekaligus bentuk turut melestarikan sejarah atau warisan budaya yang dimiliki.
Dalam sejarahnya, China memiliki berbagai peninggalan unik yang tidak dimiliki negara lainnya. Salah satunya tempat bernama Forbidden City atau Kota Terlarang.
Forbidden City sebenarnya bukanlah kota. Melainkan kawasan yang berukuran besar dengan dilengkapi dinding merah dan genteng berlapis kuning. Letaknya berada di ibu kota China, Beijing.
Dikutip dari situs Smart History, Forbidden City memiliki lebih dari 90 komplek istana termasuk 98 bangunan dan dikelilingi parit selebar 52 meter.
Dengan luas sekitar 150.001 meter persegi, Guinness Book of World Records menjadikannya sebagai “Istana Terbesar di Dunia”.
Asal usul pembangunan Forbidden City berawal dari skandal kudeta yang direncanakan Zhu Di, putra keempat pendiri dinasti Ming, Zhu Yuanzhang. Setelah itu, dia meraih gelar kaisar Chengzu pada 1402.
Demi memperkuat kekuatan, dia memindahkan Ibu Kota serta pasukannya di Nanjing ke Beijing.
Disinilah dia mulai membangun jantung baru kekaisaran yang dikenal Forbidden City atau Kota Terlarang.
Pembangunan ini mulai dilakukan pada 1406 dan memakan waktu sekitar 14 tahun dengan mempekerjakan 100.000 seniman ahli dan jutaan buruh.
Bahan bangunan yang digunakan pun tidak sembarangan. Mereka menggunakan batang kayu nanmu atau phoebe zhennan dan balok marmer besar dari tambang dekat Beijing. Lantainya juga dilapisi dengan batu bata emas.
Dikutip dari China Highlights, secara total komplek Kota Terlarang ini mencakup lebih dari 180 hektar.
Kawasan ini terbagi menjadi dua bagian. Bagian utara ditempati kaisar, keluarga, hingga para pejabat. Sedangkan bagian selatan untuk berbagai acara kerajaan.
Sejak tahun 1420, Forbidden City menjadi rumah bagi 24 Kaisar, keluarga hingga para pelayannya selama periode Dinasti Ming dan Dinasti Qing.
Penghuni terakhirnya adalah Puyi sebelum akhirnya diubah menjadi museum istana.
Meskipun tak lagi menjadi kawasan kekaisaran, namun Forbidden City tetap menjadi salah salah warisan budaya penting bagi China.
Selain itu, kawasan ini juga masih sering dikunjungi dengan perkiraan delapan puluh ribu orang setiap harinya.
Saat ini, Forbidden City lebih dikenal sebagai museum modern dan situs bersejarah China. Museum ini tetap mempertahankan struktur dan memulihkan interior kompleks istana.
Selain itu, pada lorong-lorong diubah menjadi galeri pameran karya seni dari koleksi kekaisaran.
Bagi para pengunjung, Forbidden City bisa menjadi mesin waktu bagi mereka yang ingin melihat masa lalu China sekaligus bentuk turut melestarikan sejarah atau warisan budaya yang dimiliki.
(sya)