Keluarga Tentara Ukraina yang Terjebak di Pabrik Baja Geruduk Istana Zelensky

Jum'at, 13 Mei 2022 - 15:23 WIB
loading...
Keluarga Tentara Ukraina yang Terjebak di Pabrik Baja Geruduk Istana Zelensky
Keluarga tentara Ukraina yang terjebak di pabrik baja Azovstal menggelar aksi demonstrasi di depan istana presiden, Kiev. Foto/Reuters/Carlos Barria
A A A
KIEV - Anggota keluarga tentara Ukraina yang terjebak di pabrik baja Azovstal melakukan aksi protes depan istana presiden di Kiev. Mereka memohon agar putra, suami, dan ayah mereka tidak ditinggalkan.

Kelompok pengunjuk rasa yang sebagian besar perempuan menuntut agar Presiden Volodymyr Zelensky dan pemerintah Ukraina berbuat lebih banyak untuk menyelamatkan nyawa sebanyak 2.000 prajurit yang dikepung oleh pasukan Rusia di pabrik baja di kota tenggara Mariupol itu.

Aksi demonstrasi itu terjadi ketika Wakil Perdana Menteri Ukraina mengklarifikasi bahwa negosiasi dengan Rusia mengenai evakuasi beberapa tentara terakhir Mariupol hanya akan menghasilkan pembebasan 38 tentara yang terluka parah, jika negosiasi berhasil.

"Tidak ada yang mencoba menyelamatkan mereka. Tidak ada yang bisa kami lakukan kecuali berkumpul di demonstrasi sepertiini dan menuntut pihak berwenang kami," kata Tetiana Pogorlova, salah satu pengunjuk rasa yang berbicara kepada Reuters yang dikutip dari Washington Examiner, Jumat (13/5/2022).

Para pengunjuk rasa memegang sejumlah plakat, beberapa dengan gambar yang konon menunjukkan luka mengerikan yang diderita oleh beberapa pejuang Ukraina di kota yang sebagian besar dikuasai Rusia.



"Selamatkan para pembela Mariupol, selamatkan Azovstal," teriak para pengunjuk rasa.

Ketika polisi di Kiev membubarkan protes, mengatakan demonstrasi di Maydan Square "tidak diizinkan," para demonstran pindah ke gedung Kementerian Luar Negeri di mana mereka memohon intervensi asing, menurut outlet berita France24.

Mereka berharap bahwa Turki, khususnya, dapat melangkah maju dan bernegosiasi untuk memberikan jalan yang aman bagi para prajurit ke negara itu, di mana mereka akan tinggal selama perang.

"Sudah lama kami menulis surat kepada presiden, dan kemudian kami berpikir bahwa presiden membutuhkan dukungan kami, jadi kami memutuskan untuk beralih ke para pemimpin global sehingga mereka akan membantu mengatur prosedur ekstraksi ini," Yaroslava Ivantsova, istri dari seorang tentara yang terjebak, tulis France24.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1193 seconds (0.1#10.140)