Barat Terus Suplai Senjata ke Ukraina, Rusia Kembali Peringatkan Risiko Perang Nuklir

Kamis, 12 Mei 2022 - 19:35 WIB
loading...
Barat Terus Suplai Senjata ke Ukraina, Rusia Kembali Peringatkan Risiko Perang Nuklir
Barat terus suplai senjata ke Ukraina, Rusia kembali peringatkan risiko perang nuklir. Foto/Ilustrasi/Sindonews
A A A
MOSKOW - Salah satu sekutu terdekat Presiden Vladimir Putin memperingatkan Barat bahwa meningkatnya dukungan militer yang diberikan kepada Ukraina oleh Amerika Serikat (AS) dan sekutunya berisiko memicu konflik antara Rusia dan aliansi militer NATO .

Mantan presiden Dmitry Medvedev, sekarang wakil ketua dewan keamanan Rusia, mengatakan konflik seperti itu dengan NATO selalu membawa risiko berubah menjadi perang nuklir besar-besaran.

Invasi Rusia ke Ukraina pada 24 Februari telah menewaskan ribuan orang, menghancurkan bekas tetangga Sovietnya dan menimbulkan kekhawatiran akan konfrontasi paling parah antara Rusia dan AS sejak Krisis Rudal Kuba 1962.



"Negara-negara NATO memompa senjata ke Ukraina, melatih pasukan untuk menggunakan peralatan Barat, mengirim tentara bayaran dan latihan negara-negara Aliansi di dekat perbatasan kita meningkatkan kemungkinan konflik langsung dan terbuka antara NATO dan Rusia," kata Medvedev dalam sebuah postingan di Telegram.

"Konflik seperti itu selalu memiliki risiko berubah menjadi perang nuklir penuh," imbuh Medvedev.

"Ini akan menjadi skenario bencana bagi semua orang," pungkasnya seperti dikutip dari Reuters, Kamis (12/5/2022).

Rusia dan AS sejauh ini adalah kekuatan nuklir terbesar di dunia. Rusia memiliki sekitar 6.257 hulu ledak nuklir sementara tiga kekuatan nuklir NATO - AS, Inggris dan Prancis - memiliki sekitar 6.065 hulu ledak gabungan, menurut Asosiasi Kontrol Senjata yang berbasis di Washington.



Putin mengatakan "operasi militer khusus" di Ukraina diperlukan karena AS menggunakan Ukraina untuk mengancam Rusia dan Moskow harus bertahan melawan penganiayaan terhadap orang-orang berbahasa Rusia.

Putin, yang mengatakan Ukraina dan Rusia pada dasarnya adalah satu bangsa, menyebut perang itu sebagai konfrontasi yang tak terhindarkan dengan Amerika Serikat, yang dia tuduh mengancam Rusia dengan ikut campur "di halaman belakangnya" melalui perluasan NATO ke arah timur.

Sedangkan Ukraina mengatakan sedang memerangi perampasan tanah gaya kekaisaran dan bahwa klaim genosida Putin adalah omong kosong. Kiev mengatakan invasi Putin hanya memperkuat keinginan rakyat Ukraina untuk berpaling ke barat dari orbit Rusia.



(ian)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1330 seconds (0.1#10.140)