Cerita di Balik Dokumenter Putri Kerajaan Arab Saudi Dieksekusi karena Zina
loading...
A
A
A
RIYADH - Mishaal binti Fahd, dikenal sebagai putri Kerajaan Arab Saudi yang dieksekusi mati oleh otoritas kerajaan atas tuduhan berzina. Kerajaan awalnya menyembunyikan kisah kelam tersebut, namun film dokumenter telah membongkarnya.
Film dokumentar tersebut berjudul "Death of a Princess" dengan Suzanne Abou Taleb berperan sebagai Putri Mishaal.
Awal dari pembuatan film dokumenter ini sebenarnya bermula dari sebuah kebetulan.
Saat itu, tahun 1977, seorang tukang kayu asal Inggris bernama Barry Milner sedang kembali ke hotelnya usai bekerja di kota Jeddah, Arab Saudi. Saat pulang ke hotel, dia mendengar informasi bahwa seorang pria akan dipenggal di dekat tempatnya tinggal.
Milner, yang saat itu berusia 25 tahun, bergegas ke tempat kejadian. Dia membawa kamera Instamatic kecil yang dia sembunyikan di kotak rokoknya—-sebuah langkah yang berisiko.
Ketika dia tiba, dia melihat bukan satu orang mati, tetapi dua. Yang pertama adalah seorang putri Arab Saudi berusia 19 tahun bernama Mishaal binti Fahd bin Mohammed, keponakan dari Raja Khalid yang berkuasa. Dia ditembak tiga kali.
Kemudian Milner melihat seorang pria dibacok enam kali dengan pedang dan dipancung.
Enam bulan kemudian, pada 26 Januari 1978, foto Milner muncul di halaman depan tabloid Inggris; The Daily Express, dengan kesaksiannya tercetak di halaman tiga.
Kisah tragis itu memikat Antony Thomas, pembuat film Inggris berusia 37 tahun, yang mulai membuat film dokumenter tentang kematian sang putri Saudi.
Film dokumentar tersebut berjudul "Death of a Princess" dengan Suzanne Abou Taleb berperan sebagai Putri Mishaal.
Awal dari pembuatan film dokumenter ini sebenarnya bermula dari sebuah kebetulan.
Saat itu, tahun 1977, seorang tukang kayu asal Inggris bernama Barry Milner sedang kembali ke hotelnya usai bekerja di kota Jeddah, Arab Saudi. Saat pulang ke hotel, dia mendengar informasi bahwa seorang pria akan dipenggal di dekat tempatnya tinggal.
Milner, yang saat itu berusia 25 tahun, bergegas ke tempat kejadian. Dia membawa kamera Instamatic kecil yang dia sembunyikan di kotak rokoknya—-sebuah langkah yang berisiko.
Ketika dia tiba, dia melihat bukan satu orang mati, tetapi dua. Yang pertama adalah seorang putri Arab Saudi berusia 19 tahun bernama Mishaal binti Fahd bin Mohammed, keponakan dari Raja Khalid yang berkuasa. Dia ditembak tiga kali.
Kemudian Milner melihat seorang pria dibacok enam kali dengan pedang dan dipancung.
Enam bulan kemudian, pada 26 Januari 1978, foto Milner muncul di halaman depan tabloid Inggris; The Daily Express, dengan kesaksiannya tercetak di halaman tiga.
Kisah tragis itu memikat Antony Thomas, pembuat film Inggris berusia 37 tahun, yang mulai membuat film dokumenter tentang kematian sang putri Saudi.